Suara.com - Produsen otomotif Jepang, Toyota telah mendemonstrasikan metode untuk mengatasi salah satu batu sandungan terbesar dalam menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar.
Sebagai informasi, ada halangan di mana hidrogen perlu disimpan di bawah tekanan besar agar bisa dipakai dan molekul gas hidrogen sangat kecil sehingga akan bocor melalui cacat sekecil apa pun.
Tekanan tinggi berarti bahwa mengisi tangki hidrogen, baik untuk sel bahan bakar atau mesin pembakaran, jauh lebih sulit daripada mengisi tangki bensin.
Dilansir dari Motor Cycle News, di situlah pengembangan terbaru Toyota, yang dibuat oleh anak perusahaan Woven Planet bekerja sama dengan perusahaan energi ENEOS.
Baca Juga: Toyota Crown Terbaru Diluncurkan, Untuk Pertama Kalinya Dijual Secara Global
Alih-alih menggunakan tangki di kendaraan itu sendiri, mereka telah membuat kartrid yang dapat ditukar. Ketika tenaga melemah, Anda cukup menukar kartrid dengan yang baru sementara yang kosong dikirimkan untuk diisi ulang.
Prototipe ini hadir dalam wujud silinder, tinggi 40cm dan diameter 18cm, beratnya 5kg saat penuh. Ketika pengembangan selesai, tabung ditujukan untuk memberikan daya 3.3kWh. Baterai li-ion 3.3kWh akan memiliki ukuran yang sama tetapi beratnya sekitar 25kg lebih.
Sistem ini akan digunakan di kota prototipe masa depan Toyota, Woven City, yang sedang dibangun di atas lahan seluas 175 hektar di dasar Gunung Fuji.
Hidrogen akan menjadi bahan bakar utama kota, digunakan dalam sepeda dan mobil di sana, tetapi tabung hidrogen juga diatur untuk digunakan di rumah-rumah.
Dalam pengembangan mesin pembakaran hidrogen, Toyota memiliki rencana sepuluh tahap, mengatakan mereka saat ini berada di tahap keempat, dengan kendaraan penumpang hidrogen produksi akan dijual sebagai tahap ke-10.
Baca Juga: LG Raup Rp 90 Triliun dari Komponen Mobil Listrik
Perusahaan tersebut juga sudah menggunakan mobil berbahan bakar hidrogen dalam balap ketahanan, membuat kesan handal pada tipe mesin ini kian terbukti.
Toyota tak sendirian. Dalam hal masa depan untuk sepeda bertenaga hidrogen, semua perusahaan besar Jepang telah mencurahkan uang dan upaya untuk ide tersebut.
Honda dan Suzuki sama-sama telah bekerja pada sepeda bertenaga sel bahan bakar selama lebih dari satu dekade.
Skuter konsep sel bahan bakar FC Stack Honda muncul pada awal 2004 dan diikuti dengan mobil FCX Clarity, mobil sel bahan bakar produksi pertama, yang diperkenalkan pada tahun 2008, meskipun dalam jumlah kecil.
Suzuki juga telah membuat beberapa generasi prototipe motor bertenaga sel bahan bakar, Burgman.
Baru-baru ini fokusnya beralih ke mesin pembakaran hidrogen. Yamaha telah membuat hidrogen V8 450hp, 5,0 liter untuk Toyota.
Selain itu Yamaha serta Kawasaki telah bergabung untuk mengembangkan mesin berbahan bakar hidrogen, berdasarkan H2 supercharged.
Keunggulan kendaraan hidrogen dibandingkan dengan elektrik
Hidrogen menarik di beberapa bidang. Energi kimianya, dikombinasikan dengan oksigen dari udara, dapat diubah langsung menjadi listrik menggunakan tumpukan fuel cell, menghilangkan banyak beban yang menjadi salah satu sisi negatif kendaraan elektrik karena bobot baterai.
Selain itu kendaraan bermesin hidrogen dan memungkinkan pengisian bahan bakar yang cepat daripada pengisian ulang yang lambat.
Tak cuma sebagai energi penggerak mesin elektronik, Hidrogen juga dapat dibakar di mesin pembakaran yang lebih konvensional, melepaskan energi dengan cara yang sama seperti bensin. Dalam kedua tipe ini, knalpot utama berfungsi untuk mengeluarkan uap air.
Ramah lingkungan bukan?