Untuk Mematahkan Persepsi Kendaraan Listrik Mahal, Moeldoko Dorong Pihak Perbankan Dukung Pembiayaan Elektrifikasi

Jum'at, 15 Juli 2022 | 21:15 WIB
Untuk Mematahkan Persepsi Kendaraan Listrik Mahal, Moeldoko Dorong Pihak Perbankan Dukung Pembiayaan Elektrifikasi
Bus listrik produksi PT Mobil Anak Bangsa di Jalan Raya Demak - Kudus KM5, Kabuaten Demak, Jawa Tengah. Sebagai ilustrasi industri kendaraan listrik [Suara.com/Adam Iyasa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berbicara dalam Leaders Insight Seminar on Scalling Up Green Finance In Indonesia di Nusa Dua, Bali, Jumat (25/7/2022), Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengajak industri perbankan di Indonesia mendukung pembiayaan pengembangan industri kendaraan listrik nasional.

Dikutip dari kantor berita Antara, Dr H Moeldoko, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, mengatakan peran perbankan dan korporasi pembiayaan dalam ekosistem industri kendaraan listrik nasional akan mematahkan persepsi bahwa kendaraan listrik mahal.

Dr H Moeldoko menyatakan tengah mengembangkan sepeda motor listrik karya Mobil Anak Bangsa (MAB) [Instagram dr_moeldoko].
Dr H Moeldoko menyatakan tengah mengembangkan sepeda motor listrik karya Mobil Anak Bangsa (MAB) [Instagram dr_moeldoko].

"Saat ini masih ada asumsi mobil listrik itu mahal. Untuk itu, butuh komitmen perbankan dan korporasi untuk mendukung pembiayaan kepada industri dan konsumen kendaraan listrik," jelas Moeldoko selaku Ketua Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo).

Ia menambahkan pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan.

Baca Juga: Penjualan Mobil Listrik Tata Motors Tumbuh di Atas 100 Persen, Sekarang Pasang Target 50 Ribu Unit

Antara lain dilema dalam menentukan hal apa yang perlu dikembangkan lebih dahulu antara percepatan produksi kendaraan listrik atau ketersediaan fasilitas penunjangnya, seperti stasiun pengisian baterai.

"Kalau kendaraannya dibangun masif tapi charging station-nya (stasiun pengisian baterai) belum ada, ini jadi masalah. Charging station dibangun tapi pertumbuhan mobil listrik belum tumbuh dengan baik juga jadi masalah, tidak ada yang mau investasi," urainya.

Untuk mengurai persoalan tersebut, perlu ada intervensi dari pemerintah yakni dengan melakukan transisi dan konversi penggunaan kendaraan konvensional ke kendaraan listrik.

"Ini sudah mulai diuji coba di Kementerian Perhubungan. Nantinya hal yang sama akan dilakukan di kementerian atau lembaga lainnya," pungkasnya.

Baca Juga: Van Peugeot e-Expert Hidrogen Jalani Uji Coba Perdana di Jerman

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI