Ini Kebiasaan Buruk yang Bikin Sepeda Motor Matik Cepat Rusak

Kamis, 14 Juli 2022 | 21:56 WIB
Ini Kebiasaan Buruk yang Bikin Sepeda Motor Matik Cepat Rusak
Penggantian V-belt menggunakan CVT Kit [ Yamaha]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Motor matik membuat pengendara seakan dimanjakan karena ada sederet kemudahan yang disuguhkan. Salah satunya penghematan tenaga karena tidak perlu memindahkan gigi.

Namun, pemilik motor matik sebaiknya tidak terlena. Akibat dimanjakan, secara tidak sadar kerap melakukan kebiasaan yang berpotensi mempercepat kerusakan pada motor matik.

Apa saja kebiasaan yang membuat motor matik jadi cepat rusak, simak paparan seperti dikutip dari laman Deltalube berikut ini:

Umumnya, motor matik zaman sekarang sudah dibekali teknologi injeksi dan ECU. Kesalahan pertama yang kerap dilakukan adalah langsung menyalakan mesin ketika kunci kontak di posisi ‘on’.

Baca Juga: Tips Memperpanjang Usia Baterai Mobil Listrik

Ilustrasi stang motor. (freepik)
Ilustrasi setang motor. (freepik)

Padahal, sejatinya pengguna sepeda motor harus menunggu sampai indikator MIL hilang. Hal ini bertujuan agar pemotor bisa mengetahui kondisi motor. Apakah ada kerusakan yang terjadi.

Berikutnya adalah tuas rem ditekan sambil berjalan. Kebiasaan ini paling lazim ditemukan. Pemotor kerap tidak sadar jari tangannya selalu ada di tuas rem dan menekannya.

Ilustrasi rem motor. [Shutterstock]
Ilustrasi rem motor. [Shutterstock]

Dampak yang paling ringan adalah lampu rem yang cepat rusak, sampai yang paling parah yaitu komponen pengereman menjadi cepat aus.

Kebiasaan ini juga sering dilakukan, yakni menahan gas ketika kondisi jalan macet. Pengendara sering malakukan kebiasaan ini dengan maksud menjaga putaran mesin motor matik dengan cara menahan gas sekaligus menekan tuas rem. Akhirnya, komponen kampas kopling cepat aus. Berujung pada pemotor harus merogoh kocek yang tidak sedikit.

Dalam melakukan perawatan motor matik, pemilik kerap lupa mengganti oli CVT. Hal ini akibat pemilik terlalu fokus melakukan penggantian oli mesin saja. Padahal, sangat penting menjaga kualitas oli CVT agar komponen di dalamnya dalam kondisi ideal. Setidaknya, pemilik harus mengganti oli CVT setiap 8 ribu km.

Baca Juga: Acara Tahunan Mercedes-Benz STAR DRIVE Tampilkan The All-New C-Class, Dipajang Hingga Akhir Pekan Ini

Ilustrasi speedometer motor. (freepik)
Ilustrasi speedometer motor. (freepik)

Saat sedang dikejar waktu, pemilik motor matik kerap memutar gas sedalam-dalam saat awal akselerasi. Kebiasaan ini dapat memperpendek umur komponen V-belt, roller dan menjadi borosnya konsumsi BBM.

Ketika sudah sampai tujuan, pemotor langsung menurunkan standar samping agar motor langsung mati. Padahal adanya fitur ini untuk mencegah motor menyala ketika standar samping masih turun.

Saat itu mesin memang mati seketika, namun instrumen lain seperti lampu belakang, speedometer tidak langsung mati. Saat itulah, instrumen tersebut membebankan daya pada aki motor. Umur pakai aki bisa menjadi lebih pendek.

Terakhir, pemilik kerap malas membersihkan atau servis komponen CVT. Sedangkan CVT bertugas sebagai penggerak yang di dalamnya terdapat komponen V-belt dan pulley.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI