Suara.com - Kehadiran kendaraan listrik diperkirakan akan memberikan dampak terhadap bengkel motor konvensional. Para pemilik bengkel menyatakan bisa-bisa akan gulung tikar ketika semua sudah beralih ke produk elektrifikasi.
Seorang pemilik bengkel AutoCity, Khor Joo Heng mengatakan bengkelnya akan mati saat ditanyai pendapat terkait rencana pemerintah Singapura untuk menghapus kendaraan mesin pembakaran internal (ICE) secara bertahap pada 2040.
"Mati, lah. Kemungkinan bengkel akan tutup jika populasi kendaraan Singapura menjadi sepenuhnya listrik," ujar Khor kepada CNA.
Khor menambahkan, kendaraan listrik (EV) baru akan datang dengan masa garansi yang panjang. Bahkan lebih lama dari beberapa kendaraan ICE.
Baca Juga: DFSK Boyong Mobil Listrik Spesial untuk Mengisi Panggung PEVS 2022
"Ini akan mengakhiri aliran pelanggan untuk datang ke bengkel," ungkapnya.
Sementara itu, Asosiasi Bengkel Motor Singapura (SMWA) mengatakan sekitar 50 hingga 60 persen dari sekitar 2.000 anggotanya telah mengindikasikan bahwa mereka dapat ditutup begitu EV sepenuhnya diluncurkan.
"Entah mereka menghentikan bisnis atau melakukan diversifikasi," kata Mike Keh, Presiden SMWA.
Ia melanjutkan, saat ini sebagian besar bengkel dijalankan oleh pemilik generasi pertama. Mereka sudah tua, tidak ada generasi kedua yang mengambilalih.
"Jadi, mereka tidak punya pilihan. Mereka harus tutup," tandas Mike Keh.
Baca Juga: Teknologi Bluelink Disematkan pada Hyundai Stargazer, Bisa Kirim Data Lokasi Bila Kendaraan Dicuri
Banyak dari bengkel tradisional ini hanya mengkhususkan diri dalam servis kendaraan ICE yang membutuhkan biaya perawatan kebih murah dari bengkel resmi.
Sedangkan kendaraan listrik, membutuhkan perawatan yang jauh lebih sedikit karena mereka tidak memiliki mesin. Dengan demikian memiliki lebih sedikit bagian yang bergerak.
"Untuk mobil ICE, konsumen harus mengganti oli mesin dan hal-hal kecil lainnya, kebanyakan pada bagian mekanis di mesin. Sedangkan untuk EV sama sekali tidak ada yang bisa dilakukan, selain memeriksa kondisi baterai," tutup Mike Keh.