Pengamat: Penggunaan Transportasi Publik Jadi Lebih Mudah Pakai Tiket Terintegrasi

Sabtu, 02 Juli 2022 | 07:23 WIB
Pengamat: Penggunaan Transportasi Publik Jadi Lebih Mudah Pakai Tiket Terintegrasi
Salah satu contoh layanan transportasi publik. Tampak bus Transjakarta di Plaza Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan (31/5/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Yayat Supriatna, pengamat transportasi dan tata kota dari Universitas Trisakti mengungkapkan bahwa pembelian tiket terintegrasi dinilai akan lebih mempermudah masyarakat dalam menggunakan dan memanfaatkan transportasi publik.

Dikutip kantor berita Antara dari keterangan pers pada Jumat (1/7/2022), Yayat Supriatna menyatakan bahwa persoalan kemacetan di Jabodetabek adalah masalah klasik dari tahun ke tahun.

Terutama terjadi di Jakarta, hal ini dikarenakan arus transportasi mengarah ke satu titik, yaitu ibu kota negara RI.

Plang nama Jalan H. Bokir bin Djiun terpajang di kawasan Taman Mini, Jakarta Timur, Selasa (21/6/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Kepadatan lalu lintas di kawasan Taman Mini, Jakarta Timur, Selasa (21/6/2022). Tampak nama baru ruas jalan yang mengabadikan salah satu nama para tokoh Betawi [Suara.com/Alfian Winanto]

Keengganan masyarakat untuk memanfaatkan transportasi umum salah satunya karena kurang terintegrasinya moda transportasi publik dengan tempat tinggal atau lingkungan perumahan mereka.

Baca Juga: Lella Lombardi Jadi Satu-satunya Perempuan yang Cetak Poin di F1, Alpine Luncurkan Program Driver Khusus

"Transportasi publik dibangun di tengah kota, LRT dan sebagainya di situ, sementara pekerja di Jakarta tinggal di pinggir kota. Jadi perlu ada penghubung antara pinggiran dan tengah kota," papar Yayat Supriatna.

Agar moda transportasi tersebut terintegrasi, perlu ada kolaborasi atau kerja sama business to business antar pemangku kepentingan terkait.

Seperti kerja sama Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta dengan Light Rail Transit (LRT) dan Transjakarta dalam integrasi satu tarif agar lebih terjangkau.

Rangkaian kereta Light Rail Transit (LRT) Jabodebek terparkir di Stasiun LRT Dukuh Atas, Kuningan, Jakarta, Sabtu (19/2/2022). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Rangkaian kereta Light Rail Transit (LRT) Jabodebek terparkir di Stasiun LRT Dukuh Atas, Kuningan, Jakarta, Sabtu (19/2/2022). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Kemudian ada juga kolaborasi antara PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dengan Gojek untuk memudahkan dalam urusan pembelian tiket KRL melalui fitur GoTransit di aplikasi Gojek.

Lewat GoTransit, pengguna bisa memilih rute perjalanan. sehingga dapat memilih rute maupun membandingkan harga moda transportasi publik sesuai kebutuhan. Selain itu, estimasi waktu perjalanan, hingga memantau jadwal operasional transportasi publik dapat dilakukan dalam satu fitur.

Baca Juga: Masih Banyak Salah Paham Menangani Kecelakaan Mobil Listrik, Air Bisa Berperan Positif

"Menurut saya, kerja sama antarbadan usaha itu bagus. Disinergikan agar tidak ada sekat yang menghambat orang untuk menggunakan moda transportasi publik. Karena transportasi saat ini menjadi media bagi orang untuk berpindah dari satu titik ke titik lain, dan tidak selalu dari rumah ke kantor saja," tandas Yayat Supriatna.

Selain integrasi moda transportasi, untuk mengurangi tingkat kemacetan di wilayah Jabodetabek juga perlu dilakukan integrasi tarif, kelembagaan, dan integrasi jadwal.

"Kalau semua itu sudah diintegrasikan, tinggal dilakukan trafik manajemen untuk pembatasan," demikian ia menyimpulkan.

Sementara itu, Azas Tigor, seorang pengamat transportasi menyatakan bahwa pembatasan kendaraan melalui ganjil genap yang diterapkan saat ini bukanlah solusi tepat.

Justru akan menambah kemacetan, karena mendorong orang untuk membeli mobil kedua dengan nomor ganjil atau genap sesuai kebutuhan.

"Jakarta ini macetnya sudah kompleks, kalau mau diselesaikan tidak bisa parsial, tapi perlu yang sistematis," tukas Azas Tigor.

Oleh karena itu, integrasi moda transportasi hingga ke wilayah penyangga Jakarta harus dilakukan secara menyeluruh. Begitu pun dengan layanan pembelian tiket yang juga perlu diintegrasikan dalam satu platform untuk memudahkan pengguna.

Jika hal ini sudah dilakukan, maka dengan sendirinya akan menarik pengguna kendaraan pribadi ke kendaraan umum.

"Kalau perlu, parkir kendaraan pribadi ditiadakan di Jakarta untuk mendorong orang menggunakan kendaraan umum," tutup Azas Tigor.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI