Suara.com - Pada Senin (27/6/2022) dalam sebuah truk trailer maut di San Antonio, Texas, Amerika Serikat ditemukan begitu banyak jasad manusia. Sedikitnya mencapai 51 korban jiwa.
Dikutip kantor berita Antara dari Reuters, kemungkinan truk membawa sekitar 100 migran, tetapi angka pastinya masih belum jelas. Demikian menurut seorang penegak hukum serta pejabat Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan Amerika Serikat (CBP) yang ikut dalam penyidikan truk trailer maut Texas itu.
Tampaknya para migran ini baru saja menyeberangi perbatasan dan dijemput truk untuk dibawa ke lokasi mereka bekerja, kata para pejabat Amerika Serikat dan Meksiko anonim.
Awalnya, pihak berwenang diberi tahu soal keberadaan truk trailer maut lewat panggilan darurat 911 dari seorang pelintas yang dimintai bantuan oleh seorang migran yang melarikan diri dari truk.
Baca Juga: Wisma BCA Foresta Dilengkapi SPKLU, Hadirkan Nilai Tambah Bagi Pengguna Mobil Listrik
Kepala kepolisian San Antonio, William McManus, pada Senin (27/6/2022) menjawab permintaan lewat 911 itu.
Truk trailer diparkir di pinggiran San Antonio. Di kawasan itu, suhu udara mencapai 39,4 derajat Celsius.
Jalan tol I-35, yang berada di dekat lokasi penemuan truk, melintasi San Antonio dari perbatasan Meksiko dan menjadi rute populer penyelundupan karena tingginya lalu lintas truk berukuran besar, demikian menurut Jack Staton, mantan petinggi di unit penyelidikan Badan Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai Amerika Serikat.
Saat pintu belakang trailer dibuka, terdapat tumpukan jasad di dalamnya, dan tubuh beberapa migran terasa panas saat disentuh, demikian disebutkan seorang penegak hukum setempat, Selasa (28/6/2022).
Pihak berwenang mengatakan tidak ditemukan persediaan air atau alat pengatur suhu di dalam truk itu.
Baca Juga: Kunjungan ke Okazaki Plant, Menperin Test Drive Mobil Listrik Mitsubishi eK X EV
"Ini adalah tragedi yang sulit dijelaskan," kata Ron Nirenberg, Wali Kota San Antonio, kepada MSNBC.
Disebutkannya bahwa masyarakat di San Antonio bergantung pada migran karena kekurangan pekerja.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden di hari yang sama menyatakan bahwa kejadian truk trailer maut Texas adalah "mengerikan dan memilukan".
"Mengeksploitasi orang-orang yang rentan demi keuntungan adalah hal yang tercela," tegas Joe Biden.
Menurut para pejabat anonim, para korban ditemukan dalam kondisi tubuh yang dilumuri zat beraroma tajam. Modus ini biasa dipakai para penyelundup untuk menutupi bau manusia, dan agar terhindar dari endusan anjing pelacak.
Sedikitnya ada 27 warga Meksiko, tiga Guatemala, dan empat Honduras menjadi korban tewas dalam insiden, demikian disebutkan para pejabat dari ketiga negara.
Sementara itu, belum ada informasi tentang kewarganegaraan para korban yang lain.
Belasan orang yang selamat, empat di antaranya anak-anak, dilarikan ke rumah-rumah sakit terdekat karena sengatan panas dan kelelahan.
Para migran yang selamat kemungkinan akan dibebaskan ke Amerika Serikat untuk mendapatkan suaka atau bantuan kemanusiaan lainnya, kata para pejabat.
Sebelumnya, para penyintas dari kasus-kasus penyelundupan manusia itu akan ditahan untuk dijadikan saksi.
Dua warga Meksiko menjadi tersangka dalam kasus kematian truk trailer maut itu.
Kedua tersangka yang bernama Juan Francisco D'Luna-Bilbao dan Juan Claudio D'Luna-Mendez pernah didakwa atas kepemilikan senjata api ketika tinggal di Amerika Serikat secara ilegal, menurut dokumen pengadilan dan pihak berwenang.
Para penyidik melacak STNK truk itu ke sebuah alamat di San Antonio, lantas dilakuan pengawasan lokasi. Kedua tersangka ditangkap secara terpisah ketika keluar dari tempat itu.
Tersangka ketiga, seorang warga Amerika Serikat yang mengemudikan truk trailer maut juga dibawa ke tempat tahanan dan akan diseret ke pengadilan. Namun kekinian masih dirawat di rumah sakit hingga Selasa malam, kata seorang pejabat Meksiko.
Presiden Joe Biden bersumpah akan menindak perusahaan-perusahaan penyelundup bernilai miliaran dolar, yang telah ikut memicu rekor jumlah migran menyeberangi perbatasan Amerika Serikat-Meksiko sejak ia menjabat pada Januari 2021.
Kejadian ini bukan yang perdana. Pada Juli 2017, 10 migran tewas dalam trailer yang ditemukan oleh polisi San Antonio di tempat parkir Walmart.
Si pengemudi dihukum seumur hidup atas keterlibatannya dalam upaya penyelundupan itu.
"Ini cuma masalah waktu sebelum tragedi seperti ini terjadi lagi," pungkas Jack Staton, mantan petinggi di unit penyelidikan Badan Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai Amerika Serikat.