Program ini juga memberikan manfaat untuk peningkatan keterampilan baru bagi generasi muda, membuka lapangan kerja baru dengan adanya bengkel konversi, dan meningkatkan produksi komponen lokal.
MoU lain yang ditandatangani adalah antara PLN dengan Pemerintah Provinsi NTT dan Universitas Nusa Cendana dalam pengembangan hutan energi dan peternakan terpadu dalam rangka memproduksi biomassa untuk mengurangi pemanfaatan energi fosil melalui co-firing PLTU.
"Program ini juga untuk pemberdayaan masyarakat, BUMD, UMKM dengan melibatkan perguruan tinggi untuk penyediaan bahan baku biomassa secara berkelanjutan," ujar Ego.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan kesiapan PLN mendukung program konversi motor BBM ke motor listrik untuk mempercepat terbentuknya ekosistem kendaraan listrik di Indonesia serta mengakselerasi tercapainya target netralitas karbon pada 2060.
"Konversi ini juga salah satu langkah untuk kita semakin mandiri dalam ketahanan energi, karena berpindah dari energi berbasis impor ke domestik," ujarnya.
Ia mengatakan PLN tahun ini sudah menyiapkan 400 unit motor listrik sebagai kendaraan operasional sekaligus mengampanyekan motor listrik ke masyarakat.
"Motor ini akan terus keliling, ada logo PLN dan Kementerian ESDM, sehingga bisa menarik perhatian masyarakat," ujar Darmawan.
Ia juga mengatakan dengan menggunakan kendaraan listrik bisa mengurangi emisi karbon, mengingat salah satu kontribusi emisi karbon terbesar saat ini berasal dari sektor transportasi.
"Emisi satu liter BBM daripada listrik, emisi karbonnya lebih rendah listrik. Untuk itu, kami sangat mendukung program ini sebagai salah satu langkah pengurangan emisi karbon," tambah Darmawan.
Baca Juga: Baru Rilis Dua Bulan, Toyota Tarik 2.700 Unit Kendaraan Listrik Karena Roda Mudah Lepas
Selain konversi motor BBM ke listrik, PLN juga memastikan ketersediaan infrastruktur kelistrikan melalui SPKLU, stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU), dan home charging station.