Suara.com - Grup Astra adalah salah satu perusahaan publik terbesar di Indonesia, dengan model bisnis perusahaan yang terdiversifikasi menciptakan sinergi dan peluang di seluruh sektor industri, antara lain otomotif dan jasa keuangan. Didukung Astra 2030 Sustainability Aspirations untuk memandu perjalanan transisi Grup Astra menjadi perusahaan yang lebih sustainable pada 2030 dan seterusnya.
Dikutip dari rilis resmi Grup Astra sebagaimana diterima Suara.com, penerima apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2021, Alamanda Shantika, Founder dan Presiden Direktur Binar Academy, dan Hendra yang menerapkan teknologi budidaya lobster adalah contoh dua putra bangsa yang berhasil memanfaatkan teknologi untuk mengatasi berbagai perubahan aspek kehidupan.
![Pakar Teknologi Informasi sekaligus juri 13th SATU Indonesia Awards 2022 Onno W. Purbo, Ph.D. (kanan atas), penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 Bidang Teknologi Hendra (kanan bawah), Founder & President Director Binar Academy Alamanda Shantika (kiri bawah), dan host Nirina Zubir (kiri atas) dalam acara webinar Inspiranation with 13th SATU Indonesia Awards 2022 bertema "Bangun Negeri dengan Teknologi" secara virtual (18/6/2022) [Grup Astra].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/06/20/24148-13th-satu-indonesia-awards-astra-suaradotcom-02.jpg)
Hadir bersama Pakar Teknologi Informasi sekaligus juri 13th SATU Indonesia Awards 2022 Onno W. Purbo, Ph.D., Hendra dan Alamanda membagikan pengetahuan dan pengalaman mereka melakukan transformasi digital dalam acara webinar Inspiranation with 13th SATU Indonesia Awards 2022 bertema "Bangun Negeri dengan Teknologi" yang dipandu host Nirina Zubir, pada Sabtu (18/6/2022) sore.
Alamanda Shantika, sangat tertarik pada matematika dan coding sejak belia. Ia mengungkapkan pandangan bahwa pembuat teknologi memiliki tanggung jawab dan akhirnya banyak mengimplementasi tentang ethical technology in building technology product.
"Teman-teman inovator harus memikirkan juga masa depan generasi selanjutnya seperti apa," ucapnya.
Sementara Hendra membagikan cara yang dilakukan di awal agar teknologinya dapat diterima oleh para pembudidaya lobster tradisional.
"Kami melakukan pendekatan dulu ke pembudidaya tradisional tentang teknologi baru yang bisa dipakai, dan menyampaikan masalah yang bisa kami bantu dengan teknologi itu. Di situlah terjadi simbiosis mutualisme antara kami dan teman-teman pembudidaya tradisional," papar Hendra, alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, seorang anak dari nelayan.
Perjalanan Hendra dalam membagikan teknologi pembudidaya lobster dimulai pada 2015. Yaitu saat mengumpulkan data jumlah nelayan yang kehilangan pekerjaan dan potensi lobster yang ada di Situbondo serta mengukur keadaan air dan suhu di sana.
Baca Juga: Kick-off National Showcase SMK BISA, Grup Astra Tingkatkan Daya Saing Lulusan Vokasi
Setelah dua tahun penelitian, ia berhasil membuat sebuah kotak sensor berbasis Internet of Things (IoT) yang ditaruh di keramba untuk mengontrol kualitas air.