Suara.com - "Sejujurnya, ini bukan balapan, tapi revolusi mental. Jadi ajang ini adalah investasi terbaik, hubungan kerja sama yang terbaik antara Kepolisian dan teman-teman yang suka kecepatan. Yang biasanya Polisi mengejar mereka, sekarang malah dirangkul dan difasilitasi," ini komentar dari Rifat Sungkar, Wakil Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) bidang Mobilitas, seperti dikutip dari kantor berita Antara pada Sabtu (18/6/2022).
Saat itu ia menghadiri gelaran Street Race yang digelar Polda Metro Jaya di Meikarta Bekasi, dengan sponsor Pertamina Lubricants Fastron Enduro.
Rifat Sungkar menilai ajang balapan resmi jalanan atau street race bukan sekadar balapan, namun produk revolusi mental yang dihasilkan Kepolisian.
Suami dari artis Sissy Priscillia ini menyatakan street race berperan penting dalam pembentukan moral anak-anak bangsa dan pencinta dunia balap yang kerap terbelenggu aturan lalu lintas karena balap liar di jalan raya.
Baca Juga: Ayah Penuh Dedikasi, Ridwan Kamil Boncengkan Putrinya Pakai Vespa Keliling Kota
"Nah, sejak Pak Fadil (Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol M Fadil Imran) di sini, beliau punya pola pikir yang berbeda, didukung Pak Sambodo (Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo), IMI kerja sama dengan stakeholder (pemangku kepentingan) yang berbeda-beda. Ini semua karena kami punya konsep untuk bisa menyelamatkan masa depan bangsa dengan cara memberikan fasilitas kepada mereka, pencinta kecepatan," ujar pereli Nasional dan brand ambassador salah satu brand roda empat itu.
Rifat Sungkar memberikan apresiasi Kepolisian yang telah memfasilitasi penyelenggaraan yang digelar di tiga tempat berbeda ini. Street race berperan penting untuk menurunkan angka balap liar yang kerap dianggap sebagai masalah sosial di berbagai daerah.
"Karena selama ini balapan dianggap sebagai masalah sosial, tapi tidak ada solusi. Tujuan Polda Metro Jaya menggelar acara ini kan memang merangkul pembalap jalanan untuk difasilitasi," tukasnya.
Berdasarkan penyelenggaraan street race di Jakarta dan Tangerang, Rifat Sungkar menyatakan terdapat banyak bibit-bibit pembalap di Indonesia yang kesulitan untuk bisa mengembangkan potensi di dunia balap.
"Bayangkan, dari 350 peserta di Ancol, cuma empat pembalap yang punya lisensi. Artinya potensi pengembangan pembalap di Indonesia itu besar sekali. Di BSD ada 11 dari 700 orang. Berarti sisanya banyak, mereka kebingungan mau balapan di mana, nah itu yang kami fasilitasi," pungkas Rifat Sungkar.
Baca Juga: Michele Colaninno Terpilih Jadi Presiden Asosiasi Industri Sepeda Motor Eropa, ANCMA Mendukung Penuh