Suara.com - Tidak bisa dipungkiri, bahwa saat ini masih banyak masyarakat yang abai terhadap keselamatan berkendara, seperti masih menggunakan sandal jepit saat bersepeda motor, tidak menggunakan helm, maupun tidak menyalakan lampu utama kendaraan.
Padahal, langkah-langkah safety atau keamanan ini sangat penting untuk menjaga keselamatan diri dalam berkendara.
Dikutip dari kantor berita Antara, Kepala Sub Direktorat Standar Cegah dan Tindak Direktorat Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri Kombes Pol Mohammad Tora di Jakarta, Jumat (17/6/2022) meminta masyarakat untuk terus belajar dan memahami tentang tata cara berkendara aman di jalan raya.
"Bagaimana supaya masyarakat kita terus belajar mengemudi. Supaya tidak ada bahasan sendal jepit, light on, sein belok kanan, pindah lajur dan sebagainya. Kami sedang gencar bersama teman-teman lembaga pelatihan mengampanyekan supaya masyarakat belajar dulu sebelum ujian SIM, atau sudah punya SIM pun harus terus belajar," jelasnya.
Baca Juga: Meski Pakai Sandal Jepit Tidak Ditilang, Simak Imbauan Kakorlantas Soal Potensi Fatalitas
Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri mendorong para pengendara untuk selalu menerapkan prinsip berkendara aman (safety driving) selama mengemudi di jalan raya.
"Setiap kita naik motor, mobil harus safety driving, itu melekat kapanpun. Kita keluar ke jalan harus safety road di jalan, harus selamat di jalan," lanjutnya.
Kombes Pol Mohammad Tora menyatakan masyarakat harus terus didewasakan dalam berlalu lintas melalui kedisiplinan dan kepatuhan dalam berkendara. Semua teknis berkendaraan, harus dipatuhi oleh pengendara demi keselamatan bersama.
Senada Jusri Pulubuhu, Founder dan Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC). Ia menekankan pentingnya pengetahuan berkendara aman bagi para pengendara.
Dengan pengetahuan yang memadai, pengendara akan memiliki kesadaran diri untuk tertib dan patuh selama berkendara.
"Di jalan itu adalah bagaimana kita berinteraksi tanpa ada benturan, tanpa ada kekesalan, tanpa adanya amarah. Jadi yang harus dilakukan adalah pengetahuan. Seperti di luar negeri, pengetahuan mereka tinggi sehingga tertib berlalu lintas adalah kebutuhan mereka, meski tanpa ada polisi. Seperti di Singapura tidak ada polisi," kata Jusri Pulubuhu.