Nah, keputusan kontroversial ini melahirkan komentar panas, berita menjadi viral, dan ujungnya Jonathan Rea menerima gelombang pelecehan di media sosial dalam cara paling ekstrem.
Di satu sisi, Jonathan Rea sebagai petarung diberikan kesempatan untuk protes atau menyampaikan pandangan. Namun di sisi lain, ia menyesalkan cara Dorna memperlihatkan video, "sehingga tergambar sosok saya sebagai the real villain."
"Saya bisa melihat dia berada di trek. Tampak jelas, dan saya berjuang untuk mendapatkan poin. Ini adalah kejuaraan dunia yang dipertaruhkan. Tidak sebatas berlatih keras, saya berkorban waktu, keluarga, sekaligus mempertaruhkan hidup saya," tutur Jonathan Rea.
"Tim dan pabrikan saya tidak memberikan uang jutaan euro dalam setahun untuk balap yang saya geluti ini, dan semua pengorbanan jadi sia-sia hanya dalam bilangan menit," lanjutnya.
Ya, semuanya terjadi dalam waktu singkat. Begitu video diunggah, ia menjadi korban.
"Jika video itu tidak diunggah, pasti semuanya akan baik-baik saja. Dan pihak penyelenggara tampaknya juga tidak menyesali kejadian ini, bahwa saya telah jadi korban di dunia media sosial," tandasnya.

Lebih menyakitkan adalah membaca komentar-komentar di media sosial Instagram di mana video diposting. Ada sekitar 500 sumpah-serapah diterima dalam waktu sejam setelah diposting. Termasuk bully dan intimidasi seperti "kamu akan mati", "kami tahu di mana kamu tinggal".
Toh Jonathan Rea merasa beruntung, segala komentar negatif itu tidak dilancarkan para penggemarnya.
"Meski troll menyakitkan di laman penyelenggara, di laman sendiri penggemar memberikan 95 persen like atau love, dan lima persen tidak suka," tutup Jonathan Rea yang mendapatkan gelar kehormatan atau knighthood dari Kerajaan Inggris, Officer of the Most Excellent Order of the British Empire atau O.B.E.
Baca Juga: Kolaborasi Stellantis dan BMW Hadirkan STLA AutoDrive, Sistem Swakemudi Berbasis Valeo SCALA 3 Lidar