Uni Eropa Kurangi Ketergantungan Energi dari Rusia, Kini Andalkan Pemasok dari Mediterania Timur

Rabu, 15 Juni 2022 | 13:10 WIB
Uni Eropa Kurangi Ketergantungan Energi dari Rusia, Kini Andalkan Pemasok dari Mediterania Timur
Bendera Uni Eropa dan negara-negara anggota, sebagai ilustrasi (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Uni Eropa atau European Union (EU) meminta Israel membantu mengurangi ketergantungan energi dari Rusia. Sebelum terjadi invasi, secara keseluruhan Negeri Beruang Merah memasok sekitar sepertiga dari konsumsi gas alam Eropa.

Gas alam ini digunakan sebagai sumber energi bagi pemanas untuk musim dingin, pembangkit listrik, sampai lini produksi dalam bidang industri. Termasuk sektor otomotif. Salah satu contohnya adalah pabrik-pabrik milik BMW, dan kekinian carmaker Jerman itu tengah menciptakan pabrik yang benar-benar bebas dari energi fosil.

Dikutip kantor berita Antara dari Reuters, lebih dari seperempat impor minyak mentah Uni Eropa juga berasal dari Rusia.

Perusahaan gas alam terbesar di Rusia, Gazprom. [Shutterstock]
Perusahaan gas alam terbesar di Rusia, Gazprom. [Shutterstock]

Kekinian, Uni Eropa membidik Israel sebagai mitra pemasok gas alam untuk menggantikan peran Rusia yang masih bertikai dengan Ukraina.

Baca Juga: Nio Siapkan Baterai Mobil Listrik Sendiri Mulai 2024

"Kami ingin meningkatkan kerja sama di bidang energi dengan Israel," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett di Yerusalem, Selasa (14/6/2022).

Ursula von der Leyen menyatakan bahwa Uni Eropa adalah "klien terbesar dan terpenting" Rusia dalam pasokan energi. Akan tetapi invasi Rusia ke Ukraina mendorong badan ekonomi Eropa untuk meninggalkan bahan bakar fosil yang disuplai negeri itu, dan meningkatkan impor gas alam dari Mediterania timur.

Sebanyak 27 negara Uni Eropa, bersama Israel, dan Mesir menandatangani nota kesepahaman atau MoU pada hari ini, Rabu (15/6/2022).

Ursula von der Leyen menjabarkan Israel akan mengekspor gas alam dalam pipa ke Mesir. Kemudian gas ini akan diubah menjadi gas alam cair atau Liquid Natural Gas (LNG) dan dikirim ke negara-negara anggota Uni Eropa.

Baca Juga: Renault Korea Bakal Luncurkan Mobil Listrik Perdana di 2026

Menteri Energi Israel, Karin Elharrar mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ia telah bertolak ke Kairo, Mesir dalam persiapan untuk penandatanganan perjanjian Israel-Uni Eropa-Mesir.

Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett menyambut baik kerja sama yang ia sebut sebagai jalur yang sangat kuat dan positif dalam hubungan Israel dengan Uni Eropa. Dalam situasi melonjaknya perdagangan, inovasi, serta kerja sama ekonomi.

Ia menjelaskan, Israel telah bertransisi dari pengimpor menjadi pengekspor gas dalam beberapa tahun terakhir. Dan negerinya berupaya memproduksi lebih banyak gas dari perairan teritorialnya di Mediterania timur.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI