Nio Siapkan Baterai Mobil Listrik Sendiri Mulai 2024

Senin, 13 Juni 2022 | 22:23 WIB
Nio Siapkan Baterai Mobil Listrik Sendiri Mulai 2024
Salah satu model mobil listrik Nio (Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Untuk meningkatkan profitabilitas dan daya saing menghadapi kompetitor sesama produsen mobil listrik seperti Tesla, carmaker Electric Vehicle (EV) asal China, Nio bersiap membuat paket baterai yang dikembangkan sendiri pada 2024.

Dikutip kantor berita Antara dari Reuters, Nio berencana untuk mulai memproduksi paket baterai 800 volt di paruh kedua 2024. Sebagaimana dipaparkan William Li, Chairman Nio.

Modul baterai kendaraan listrik yang akan dikembangkan Ford dan SK Innovation melalui usaha patungan [Ford via ANTARA].
Modul baterai kendaraan listrik yang akan dikembangkan Ford dan SK Innovation melalui usaha patungan. Sebagai ilustrasi [Ford via ANTARA].

Ia mengatakan bahwa Nio juga berencana untuk menggunakan kombinasi baterai yang diproduksi sendiri dan bersumber dari luar dalam jangka panjang, sebuah rencana yang mirip dengan Tesla.

Paket baterai yang diproduksi sendiri untuk brand pasar massal barunya itu diharapkan siap dijual pada paruh kedua 2024. Dengan harga sekira 200.000 hingga 300.000 yuan.

Baca Juga: Renault Korea Bakal Luncurkan Mobil Listrik Perdana di 2026

Nio ET7 yang mengusung teknologi swakemudi, AI, sampai konektivitas 5G dari Qualcomm [NIO website].
Nio ET7 yang mengusung teknologi swakemudi, AI, sampai konektivitas 5G dari Qualcomm [NIO website].

Nio mengatakan biaya baterai akan meningkat pada kuartal kedua setelah perpanjangan pada April darie perjanjian dengan pemasok baterai tunggal CATL.

Perusahaan ini juga menyebutkan bahwa secara penjualan Nio mengalami kerugian bersih menyempit menjadi 1,8 miliar yuan pada kuartal pertama dari 4,9 miliar tahun sebelumnya.

Nio memperkirakan pengiriman pada kuartal yang berakhir 30 Juni 2022 antara 23.000 dan 25.000 unit kendaraan, turun dari 25.768 pada kuartal pertama, yang mencerminkan penurunan umum produksi oleh pembuat mobil besar sebagai akibat dari lockdown COVID-19 selama dua bulan di Shanghai.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI