Suara.com - Advanced Driver Assistance Systems atau ADAS alias sistem bantuan pengemudi canggih bakal dijadikan Ford Motor Company sebagai salah satu fitur penambah pendapatan perusahaan.
Dikutip kantor berita Antara dari Carscoops, Jim Farley, CEO Ford Motor Company menyatakan pihaknya berencana menjadikan ADAS mendongkrak pendapatan hingga 20 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp 291 triliun untuk 2030.
Ford ingin berinovasi melalui kemampuan software over-the-air (OTA) yang disebut Ford Pro dan Ford Pro Commercial.
Banyak fitur yang rencananya akan dimonetisasi, seperti fitur bantuan pengemudi tingkat lanjut seperti BlueCruise dan ActiveGlide yang memungkinkan pengemudi tak perlu banyak bergerak di belakang kemudi.
Selain itu ada fitur otonom yang akan rilis beberapa waktu ke depan.
"Saya benar-benar percaya bahwa dulu kita menggunakan ponsel untuk melakukan panggilan, kemudian ditanamkan sistem dan dipasang sensor. Semua perangkat lunak itu memungkinkan ponsel tak hanya bisa digunakan untuk melakukan panggilan," kata Jim Farley.
"Hal serupa juga akan terjadi di industri kita. Saya melihat ada kekuatan untuk ADAS, tidak hanya di Tesla, tapi kita semua," tandasnya.
Jim Farley pun berpikir bahwa Ford dapat mematok biaya yang jauh lebih tinggi dari Tesla.
"Jika kita bisa membuat orang tidur di dalam mobil, memberi waktu 45 menit untuk kembali dalam perjalanan, pergi bekerja 45 menit kemudian, pulang 45 menit lebih awal, fitur ini ada harganya, mencapai puluhan ribu dolar," tandasnya.
Baca Juga: Bakal Produksi Mobil Listrik, Tata Motors Membeli Pabrik Milik Ford Motor Company di India
"Saya percaya ketika kita bisa menggunakan banyak perangkat lunak ke mobil dan pengguna memiliki sensor yang hebat, ini akan mengubah pengalaman menjadi lebih produktif, akan ada ekspansi pendapatan yang besar," pungkasnya.