Suara.com - Dalam kehidupan bertetangga, kita memang harus menanamkan sikap toleransi agar tidak menimbulkan konflik. Namun terkadang tak semua tetangga memiliki sikap tersebut.
Hal yang paling kerap menjadi masalah dalam kehidupan bertetangga salah satunya parkir sembarangan di lahan bukan miliknya. Peristiwa ini masih sering terjadi di beberapa wilayah.
Kali ini, sebuah curhatan dari seorang sender yang diunggah oleh akun Twitter @SeputarTetangga viral di media sosial. Kisah ini menceritakan pengalaman sender memiliki tetangga yang tak tahu diri.
Tetangga dari sender tersebut memiliki usaha warung kopi alias warkop yang cukup ramai hingga jam 2 pagi. Pembeli pun cukup banyak yang berdatangan.
Baca Juga: Viral Tetangga Ribut Perkara Lahan Parkir: Ini Jalan Umum, Bukan Garasimu
Sayangnya tetangga pemilik warkop tersebut tidak memiliki lahan yang cukup luas untuk menampung parkir pelanggan yang berdatangan. Alhasil pelanggan yang datang tersebut memanfaatkan lahan milik sender.
Saat momen dimana sender ada tamu yang bawa mobil, ternyata tidak bisa masuk. Hal ini gara-gara pelanggan warkop parkir di depan jalan masuk.
Ternyata tak hanya parkir pelanggan yang menjadi permasalahannya. Sender menceritakan kalau pemilik warkop tersebut kerap mencuri jeruk nipis miliknya yang kemudian digunakan sebagai sajian pelanggan.
Sender bercerita kalau dirinya memiliki sebuah pohon yang berbuah jeruk nipis. Ia memergoki salah seorang pelanggan memetik jeruk nipis dan kemudian dibuat es jeruk nipis.
![Curhat sender memiliki tetangga pemilik warkop yang tak tahu diri (Twitter)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/06/11/33981-curhat-sender-memiliki-tetangga-pemilik-warkop-yang-tak-tahu-diri.jpg)
Permasalahan ketiga yakni masalah limbah cuci dan pembuangan toilet. Permasalahan ini membuat rumah sender terdampak seperti bau tak sedap ampas kopi.
Akhirnya sender memilih untuk membangun pagar rumah untuk menangkal kelakuan barbar dari tetangga pemilik warkop tersebut. Namun ternyata drama belum selesai. Parkir pelanggan warkop kerap menutup pintu pagar sender.
Curhatan ini pun mengundang reaksi dari warganet dengan berkomentar di postingan tersebut.
"Itulah pentingnya dalam setiap menjalankan usaha perlunya perizinan. Mau yang legal formal sesuai aturan atau ya setidaknya dengan persetujuan dan kesepakatan warga sekitar dan RT setempat. Mestinya usaha-usaha kecil rumahan juga harus begitu ya," tulis @law***.
"kalo di luar negeri tipikal warkop kek gitu udah pasti ditutup pihak berwajib, asal ada yg lapor, makanya gak bisa sembarangan di sana ngebuka bidang usaha kek usaha makanan dan sejenisnya. Bagus sih udah dipagerin itu, kadang kalo cuman kita tegur gak bakal digubris juga," cuit @bab***.
"Selalu ada tetangga kunyuk seperti ini...dulu sumur bapakku berbusa dan bau semenjak tetangga buka usaha roti,udah ditegur katanya ngiri..akhirnya sumur diurug dan bikin sumur didepan rumah ..dan Masya Allah baru di gali 3 meter air kaya pancuran dan jernih Alhamdulilah," celetuk @mus***.