Suara.com - Bulan ini, PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) sedang menguji coba tiga bus listrik selama tiga bulan. Adapun rutenya Kampung Melayu - Tanah Abang (5F). Tujuannya mengetahui ketahanan baterai dan memastikan sertifikasi kesesuaian terhadap kebutuhan TransJakarta.
Dikutip kantor berita Antara dari webinar pada Rabu (8/6/2022), penggunaan bus listrik diharapkan mampu memperbaiki kualitas udara yang tercemar akibat asap kendaraan bermotor.
"Diharapkan bila banyak bus listrik, kualitas udara jadi membaik," papar Handa Lesmana, Kasubdit Angkutan Orang Antar Kota Kementerian Perhubungan Handa Lesmana.
![Bus listrik TransJakarta yang dioperasikan PT Mayasari Bhakti dalam peluncuran bus listrik di Lapangan IRTI Monas, Jakarta Pusat, Selasa (8/3/2022). [ANTARA/Mentari Dwi Gayati]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/03/09/33295-bus-listrik-transjakarta.jpg)
Polusi dan pencemaran udara menjadi ancaman serius bagi masyarakat, terutama di perkotaan, dengan kepadatan kendaraan bermotor yang tinggi. Di masa awal pandemi COVID-19, banyaknya kendaraan yang tidak beroperasi terbukti berpengaruh terhadap kualitas udara yang membaik.
Pemerintah mendorong kendaraan umum berbasis listrik demi mewujudkan komitmen emisi nol karbon paling lambat pada 2060. Presiden Joko Widodo sebelumnya mengatakan bahwa kendaraan-kendaraan kelak harus ramah lingkungan, yakni berbasis listrik.
Masih banyak tantangan yang harus dihadapi agar kendaraan listrik kian populer di Indonesia, diantaranya adalah memperbanyak stasiun pengisian daya.
"Kendala bus listrik masih di teknologi baterai sehingga masih riskan untuk pergerakan jauh," lanjut Handa Lesmana.
Ia mengatakan bahwa pemerintah sudah membuat regulasi untuk mendukung penggunaan bus listrik agar bisa mengeksekusi kebijakan yang mendukung ke arah kendaraan ramah lingkungan. Regulasi yang telah ada kelak bisa disesuaikan dengan kemajuan teknologi mutakhir.
"Yang penting keamanan tetap terjaga meski ada perubahan regulasi, regulasi harus sejajar dengan safety," tandasnya.