Perbaiki Kualitas Udara, Angkutan Trans Jawa dan Sumatera Seluruhnya Gunakan Bus Listrik pada 2045

Rabu, 08 Juni 2022 | 20:04 WIB
Perbaiki Kualitas Udara, Angkutan Trans Jawa dan Sumatera Seluruhnya Gunakan Bus Listrik pada 2045
Petugas PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) keluar dari bus listrik produksi perusahaan otomotif China, Higer saat uji coba di Jakarta, Jumat (10/9/2021). Sebagai ilustrasi [ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bulan ini, PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) sedang menguji coba tiga bus listrik selama tiga bulan. Adapun rutenya Kampung Melayu - Tanah Abang (5F). Tujuannya mengetahui ketahanan baterai dan memastikan sertifikasi kesesuaian terhadap kebutuhan TransJakarta.

Dikutip kantor berita Antara dari webinar pada Rabu (8/6/2022), penggunaan bus listrik diharapkan mampu memperbaiki kualitas udara yang tercemar akibat asap kendaraan bermotor.

"Diharapkan bila banyak bus listrik, kualitas udara jadi membaik," papar Handa Lesmana, Kasubdit Angkutan Orang Antar Kota Kementerian Perhubungan Handa Lesmana.

Bus listrik TransJakarta yang dioperasikan PT Mayasari Bhakti dalam peluncuran bus listrik di Lapangan IRTI Monas, Jakarta Pusat, Selasa (8/3/2022). [ANTARA/Mentari Dwi Gayati]
Bus listrik TransJakarta yang dioperasikan PT Mayasari Bhakti dalam peluncuran bus listrik di Lapangan IRTI Monas, Jakarta Pusat, Selasa (8/3/2022). [ANTARA/Mentari Dwi Gayati]

Polusi dan pencemaran udara menjadi ancaman serius bagi masyarakat, terutama di perkotaan, dengan kepadatan kendaraan bermotor yang tinggi. Di masa awal pandemi COVID-19, banyaknya kendaraan yang tidak beroperasi terbukti berpengaruh terhadap kualitas udara yang membaik.

Baca Juga: Intip Spesifikasi, Warna TNKB, Sampai Harga Sedan Listrik yang Digunakan Presiden Joko Widodo Saat Kunjungi Batang

Pemerintah mendorong kendaraan umum berbasis listrik demi mewujudkan komitmen emisi nol karbon paling lambat pada 2060. Presiden Joko Widodo sebelumnya mengatakan bahwa kendaraan-kendaraan kelak harus ramah lingkungan, yakni berbasis listrik.

Masih banyak tantangan yang harus dihadapi agar kendaraan listrik kian populer di Indonesia, diantaranya adalah memperbanyak stasiun pengisian daya.

"Kendala bus listrik masih di teknologi baterai sehingga masih riskan untuk pergerakan jauh," lanjut Handa Lesmana.

Ia mengatakan bahwa pemerintah sudah membuat regulasi untuk mendukung penggunaan bus listrik agar bisa mengeksekusi kebijakan yang mendukung ke arah kendaraan ramah lingkungan. Regulasi yang telah ada kelak bisa disesuaikan dengan kemajuan teknologi mutakhir.

Baca Juga: Kunjungi Batang, Presiden RI Joko Widodo dan Ibu Negara Mengandalkan Mobil Listrik Genesis

"Yang penting keamanan tetap terjaga meski ada perubahan regulasi, regulasi harus sejajar dengan safety," tandasnya.

Pemerintah memasang target implementasi angkutan massal perkotaan berbasis listrik, diharapkan sebanyak 90 persen angkutan massal sudah berbasis listrik di 34 provinsi pada 2030.

Pemerintah juga memiliki program implementasi angkutan kawasan pariwisata berbasis listrik yang ditargetkan mulai terwujud pada 2025. Angkutan kawasan pariwisata berbasis listrik akan ada di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional seperti Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Tana Toraja, Candi Borobudur, Mandalika, Gunung Bromo, Wakatobi, Labuan Bajo, Morotai dan Likupang.

"Mulai 2025 di kawasan strategis pariwisata nasional sudah ada ancang-ancang," lanjut Handa Lesmana.

Sementara itu, target elektrifikasi angkutan Antar Kota Antara Provinsi masih terkendala dengan teknologi baterai. Mengingat teknologi baterai kendaraan masih terbatas, implementasi akan dimulai untuk jenis angkutan jarak pendek seperti antar kota di pulau Jawa.

Setelah teknologi baterai berkembang dan memungkinkan bus listrik bisa menempuh jarak yang lebih jauh, diharapkan angkutan Trans Jawa dan Trans Sumatera sudah seluruhnya beralih ke tenaga listrik pada 2045.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI