Suara.com - Kendaraan listrik (EV) secara positif terus bergerak naik mendapatkan tempat di hati konsumen. Di sisi lain, pengadaan komponen untuk mobil listrik juga dilengkapi, meski tidak secepat produksi tunggangannya sendiri.
Kekinian, selain memperhatikan kondisi baterai mobi listrik para konsumen juga menaruh perhatian besar akan ketersediaan ban mobil.
Permasalahannya belum banyak perusahaan aftermarket yang memproduksi ban khusus EV. Sehingga pemilik merasa kesulitan jika harus mengganti ban mobil ketika kondisinya sudah aus.
Baca Juga: Perusahaan Mobil Patungan Rusia Bersiap Pasok Komponen Lagi
Ban EV memang didesain khusus pabrikan. Dengan demikian tidak bisa sembarangan mengganti ban dengan yang tersedia di pasaran.
Melansir Carscoops, ban untuk mobil listrik harus punya hambatan gulir (rolling resistance) yang rendah sehingga melaju lebih halus, namun di saat yang sama harus tetap punya daya cengkeram yang baik.
Perpaduan material dan desain ban yang tepat akan sangat berpengaruh dalam memenuhi kebutuhan ban mobil listrik.
Selain itu, mobil listrik umumnya memiliki bobot lebih berat 10-20 persen dibandingkan mobil biasa karena menggendong baterai. Ini membuat mobil listrik menghasilkan torsi lebih boros, terlebih saat mobil baru dinyalakan.
Baca Juga: Produksi Mobil Baru Terganggu Pasokan Wire Harness Dari Ukraina
Jadi dibutuhkan ban dengan akselerasi lebih sporty, serta pegangan tapak (tread grip) yang tinggi agar tahan dari potensi abrasi yang intens. Penting juga memiliki ketahanan panas yang baik agar bisa bertahan dalam berbagai kondisi.
Sebagai kendaraan ramah lingkungan, mobil listrik umumnya memiliki kebisingan rendah bahkan hampir senyap, karena tidak ada suara yang dihasilkan mesin pembakaran internal.
Ban juga memiliki peran penting dalam mempertahankan kualitas ini, tergantung dari desain tapak, pengaturan blok, pitch, dan optimalisasi grip yang dikembangkan secara khusus.