Suara.com - PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR), anak perusahaan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) yang bergerak di bidang manufaktur elektrifikasi transportasi dan ekosistem telematika meresmikan PENS-VKTR Innovation Lab of Transport Electrification di kampus Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), di Surabaya, Jawa Timur, Senin (30/5/2022).
Dikutip dari rilis resmi Bakrie & Brothers, sebagaimana diterima Suara.com, dalam seremoni dilakukan penyerahan satu unit bus BYD type K9 oleh Direktur Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas, Gilarsi W. Setijono kepada Direktur PENS Aliridho Barakbah.
BYD K9 memiliki spesifikasi teknis motor listrik AC Synchronous Motor pemasok tenaga 300 kW atau setara 402 dk dan torsi puncak 1.100 Nm.
Sementara dimensi panjang 12 m, lebar 2,5 m, dan tinggi 3,3 m, dilengkapi suspensi udara serta sistem pengereman ABS dan EBD.
Baca Juga: MAB Siap Rilis Bus Listrik Baru di PERIKLINDO Electric Vehicle Show
"Para penumpang dijamin akan merasakan kenyamanan. Selain lebih senyap, bus berjalan di atas aspal lebih stabil dan tenang," kata Gilarsi W. Setijono sembari menambahkan bus diberangkatkan dari Jakarta menuju Surabaya via to Transjawa, dengan penumpang sembilan orang.
"Unit bus ini akan menjadi salah satu perhatian utama dari penelitian yang akan dilakukan oleh Tim Peneliti PENS ke depan," papar Gilarsi W. Setijono.
Dalam perjalanannya, bus menempuh jarak kurang lebih 796 km. Dilakukan recharging atau penambahan daya dua kali. Yaitu di Kantor PLN Pekalongan, Jawa Tengah dan PLN Ngawi, Jawa Timur.
"Dalam kondisi baterai penuh, bus mampu menempuh jarak 200 hingga 250 km di dalam kota, dan 400 hingga 500 kilometer di tol dengan kecepatan rata-rata 50 km per jam," ujarnya.
"Kami berterima kasih kepada pihak PLN yang telah mendukung penuh perjalanan bus listrik ini, sehingga lancar dan selamat sampai tujuan," tutur Gilarsi W. Setijono.
Baca Juga: Britishvolt Dukung Pengadaan Baterai Mobil Listrik di Indonesia, Jalin Kerja Sama dengan PT VKTR
Mengingat masih minimnya stasiun pengisian daya, dalam perjalanan bus listrik dikondisikan kecepatan maksimal 70 km per jam. Tujuannya menghemat daya baterai.
"Proses penambahan daya bus listrik ini membutuhkan tiga hingga empat jam, dari kondisi nol persen hingga 100 persen. Durasi charging lebih singkat jika kondisi baterai di atas 50 persen saat dilakukan penambahan daya. Jadi, jika stasiun pengisian kendaraan listrik sudah banyak tersedia sepanjang tol Transjawa, saya yakin perjalanan akan lebih menghemat waktu," tandas Gilarsi W. Setijono.
Sebelumnya, PT VKTR menandatangani kerja sama dengan berbagai pihak. Seperti produsen bus listrik terkemuka dunia BYD Auto, produsen baterai ramah lingkungan asal Inggris, BritishVolt, perusahaan karoseri Tri Sakti, perusahaan teknologi heavy mobility dari Inggris Equipmake, serta berbagai pihak lainnya.
Kerja sama dengan berbagai pihak, mulai produsen kendaraan listrik, produsen baterai, manufaktur, sampai lembaga perguruan tinggi menjadi salah satu cara yang ditempuh PT VKTR demi keinginan untuk melakukan lokalisasi teknologi.
"Kami ingin memastikan, ekosistem elektrifikasi transportasi di Indonesia dibangun secara lengkap dan
tidak setengah-setengah, dari hulu hingga ke hilir. Kami membangun tidak hanya fasilitas pembuatan badan busnya, namun kami pikirkan fasilitas pembuatan sasis dan teknologi mekatronika serta hal-hal lainnya," jelas Gilarsi W. Setijono.
Untuk pengembangan telematika, PT VKTR bersama PENS akan melakukan studi secara mendalam terhadap aspek telekomunikasi dan informatika yang ada di dalam kendaraan listrik.
Sementara sektor mekatronika, studi akan banyak difokuskan kepada aspek teknik mesin, teknik listrik dan perangkat lunak yang ada di dalam kendaraan listrik.
"Dari studi ini, insyaAllah di masa mendatang kami akan mampu mengembangkan aspek telematika dan mekatronika dari kendaraan listrik secara mandiri," kata Gilarsi W. Setijono.
Kerja sama ini juga menjangkau studi yang akan memungkinkan PT VKTR dan PENS membangun industri yang mampu melakukan konversi alat transportasi publik dari mesin berbahan bakar energi fosil menjadi kendaraan listrik.
"Bersama PENS kami juga akan mengembangkan teknologi motor listrik. Salah satunya dengan menghadirkan motor listrik yang memiliki teknologi self-balance,
sehingga jauh lebih nyaman dikendarai dibanding motor yang sudah ada selama ini," kata Gilarsi W. Setijono.
Sementara itu, Direktur PENS, Aliridho Barakbah, S.Kom, Ph.D menyambut baik kerja sama ini. Kolaborasi dengan PT VKTR menjadi terobosan yang akan membantu membangun budaya inovasi di kampusnya.
"Kami berupaya untuk terus membangun budaya inovasi di PENS. Sesuai tema Dies Natalis PENS ke-34 yaitu Edukasi, Kreasi dan Sinergi menuju Kampus Inovasi, kerja sama ini menjadi bentuk nyata menjaga semangat PENS sebagai Kampus Inovasi," paparnya.
Kerja sama ini disebutnya menjadi awal yang baik dari upaya menciptakan satu ekosistem yang saling mendukung dalam elektrifikasi transportasi di Indonesia secara jangka panjang dan berkelanjutan oleh perguruan tinggi dan industri.
Pengembangan pusat riset dan inovasi di bidang elektrifikasi transportasi antara PENS dan PT VKTR ini akan secara aktif melibatkan mahasiswa PENS dalam proses riset dan inovasinya.
Di masa mendatang, PENS bisa mendirikan program studi mengenai elektrifikasi transportasi.
Tujuannya mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi pada bidang teknologi elektrifikasi, sehingga mampu mendorong dan mempercepat pembangunan pabrik serta infrastruktur EV di Indonesia.