Suara.com - Renault mengaku sedang mempertimbangkan untuk membentuk divisi bisnis sendiri yang fokus terhadap mobil listrik (EV).
Kepala Eksekutif Renault Luca de Meo mengatakan, ide saat ini adalah untuk membuat divisi terpisah, masing-masing dengan sekitar 10.000 karyawan.
Ia meyakini langkah seperti ini akan memperbaiki penilaian grup.
"Semua penelitian dan studi yang telah kami lakukan telah mengkonfirmasi potensi yang sangat kuat dari operasi ini," kata de Meo kepada pemegang saham, seperti dikutip dari Automotive News.
Baca Juga: Insentif untuk Pengguna dan Stasiun Pengisian Baterai Jadi Pupuk Industri Mobil Listrik di Indonesia
Dalam hal ini divisi EV Renault rencananya akan dipusatkan di Prancis. Sedangkan produk dengan mesin pembakaran internal akan berpusat di luar negeri.
Ini termasuk fasilitas pabrik di Spanyol, Portugal, Turki, Rumania, dan di seluruh Amerika Latin.
"Tapi rencana ini semua masih berada di atas meja," ungkap De Meo.
Pernyataan De Meo muncul tak lama setelah Renault mendapat proposal kemitraan untuk bisnis mesin pembakaran yang dapat dikembangkan bersama bisnis EV.
Renault bahkan diperkirakan hanya akan mempertahankan sebanyak 40 persen saham bisnis mereka pada mesin pembakaran.
Baca Juga: Lima Carmaker Jepang Berkolaborasi Ekosistem EV di Bali, Ini Teknologi Mobil Listrik Mitsubishi