Suara.com - Pada Rabu (25/5/2022), Volkswagen kembali menyampaikan permohonan maaf kepada para konsumennya di Britania Raya, khususnya Inggris dan Wales atas kejadian Dieselgate pada 2015. Tujuannya sebagai janji untuk membangun kembali kepercayaan pelanggan.
Dikutip kantor berita Antara dari Reuters, Volkswagen akan membayar 193 juta Poundsterling atau sekira Rp 3,5 triliun untuk penyelesaian di luar pengadilan kepada sekitar 91.000 pengguna produknya Britania Raya.
Dieselgate atau skandal emisi diesel Volkswagen terjadi pada 2015. Firma hukum Slater and Gordon serta Leigh Day mewakili konsumen di Inggris dan Wales. Mereka melayangkan tuduhan Volkswagen telah menipu konsumen agar membeli mobil yang melanggar peraturan emisi, lewat pemasangan "defeat devices".
"Penyelesaian di luar pengadilan ini menghindari proses persidangan yang panjang, rumit, dan mahal, "demikian papar David Whitmore, Chief Executive Officer (CEO) Slater and Gordon yang kelompoknya didanai penyandang dana litigasi Therium pada September 2016.
"Penyelesaian ini merupakan tonggak penting karena Volkswagen Group akan terus bergerak setelah peristiwa yang sangat disesalkan pada September 2015," jelas Philip Haarmann, Kepala Urusan Hukum Volkswagen dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters, Kamis (26/5/2022).
Volkswagen menyatakan sekitar 11 juta mobil di seluruh dunia dan 1,2 juta di Britania Raya dilengkapi perangkat lunak yang menipu tes emisi diesel yang dirancang untuk membatasi asap mobil nitrogen oksida (NOx).
Dieselgate ini telah memicu krisis bisnis terbesar dalam sejarah perusahaan. Juga merugikan Volkswagen Group sebagai carmaker terbesar Jerman, lebih dari 32 miliar euro untuk perbaikan kendaraan, denda dan biaya hukum.
Baca Juga: Era Sepeda Motor Listrik Akan Tiba, Begini Skema Pembiayaan dari PT FIFGROUP