Suara.com - Chief Executive Officer (CEO) Renault, Luca de Meo mengungkapkan keraguannya terhadap kendaraan dengan tenaga hidrogen sebagai kendaraan masa depan.
"Hidrogen memiliki peran. Kami akan memiliki kendaraan komersial yang dijual menggunakan teknologi ini tahun ini, dan bekerja dengan mitra bisnis untuk memperkenalkannya. Tapi di mobil? Jujur, siapa yang tahu?" ungkapnya setengah bertanya, seperti dikutip dari Autoevolution.
Renault sendiri baru saja mengungkapkan mobil konsep Scenic Vision dalam sebuah pertemuan ChangeNOW di Paris. Konsep kendaraan sport bertenaga hidrogen ini dinilai sebagai bagian dari upaya perusahaan menuju lingkungan yang lebih bersih.
Meski demikian Renault rencananya baru akan menyediakan model ini secara komersial pada 2030-2032.
Baca Juga: Jakarta International E-Prix Circuit Dibuat Permanen, Multifungsi Balap Kendaraan Listrik dan ICE
Sementara model listrik disebut akan dihadirkan lebih dulu dan mulai akan dipasarkan pada 2024, dan merupakan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan karena tidak kurang dari 70 persen bahan yang digunakan dalam pembuatan kendaraan didaur ulang.
Berbicara tentang baterai, Luca de Meo menyatakan mobil listrik yang dihadirkan Renault akan menjadi dua kali lebih ringan dan mampu mengurangi jejak karbon hingga 75 persen dibandingkan kendaraan listrik konvensional.
Selain itu, SUV bertenaga H2-EV akan dilengkapi sel bahan bakar 16kW yang mampu menempuh jarak hingga 800 km tanpa perlu mengisi ulang.
Menurutnya, tantangan dalam mobil listrik adalah membuat harganya dapat diterima oleh pelanggan dan memasang jaringan pengisian daya.
Baca Juga: Renault Out dari Rusia, Brand Moskvich Bakal Bangkit Lagi Bersama Perusahaan Truk Nasional
"Masih ada perdebatan untuk membuat jaringan pengisian listrik cukup baik," ungkapnya.
Luca de Meo juga menambahkan bahwa teknologi H2 pada mobil penumpang masih sebatas visi untuk saat ini.
"Harus menunggu dan melihat terlebih dahulu," tutup Luca de Meo.