Suara.com - Produsen mobil mewah asal Inggris, Aston Martin berada dalam masalah keuangan serius dengan hutang mencapai 1,2 miliar dolar AS atau mencapai Rp 17,3 triliun.
Melansir Carbuzz, Selasa (17/5/2022), merek mobil yang dikenal sebagai mobil James Bond ini telah melaporkan potensi kerugian sebesar 58,7 juta dolar AS atau mencapai Rp 849,2miliar pada kuarter pertama tahun ini.
Hal ini membuat perusahaan semakin sulit membayar kewajiban hutang yang diemban perusahaan.
Upaya bisnis yang dijalankan oleh Aston Marton tahun ini juga tidak berjalan mulus. Pasalnya, perusahaan terus menerus mencatat kerugian.
Baca Juga: Ikuti Jejak Ferrari, Aston Martin Mulai Beralih ke Mobil Listrik
Kegagalan Aston Martin juga terlihat dari rendahnya penjualan SUV mereka Aston Martin DBX, yang nyatanya tidak sesuai harapan.
CEO Aston Martin, Amadeo Felisa mengatakan, masalah keuangan yang dialami perusahaan ini merupakan sebuah tantangan.
"Sangat menantang buat saya untuk memegang peran ini di Aston Martin saat dimana kita akan menuju fase perkembangan yang lebih baik," ujar Amadeo Felisa.
Tercatat Aston Martin DBX yang diharapkan dapat menjadi tulang punggung penjualan ternyata tidak dapat bersaing dengan merek mobil mewah lainnya.
Segmen SUV premium saat ini masih didominasi Lamborghini Urus, Bentley Bentayga dan Rolls-Royce Cullinan.
Baca Juga: Bakal Hadir Dua Versi Baru Lamborghini Huracan, Produsen Sebut Pasar Rusia Tergantikan
Lamborghini Urus sendiri saat ini masih menjadi model terlaris di kelasnya.