Suara.com - Pemerintah kota Moskwa akan mengambil alih pabrik mobil Renault, raksasa otomotif asal Prancis. Pabrik itu akan digunakan membangkitkan lagi Moskvitch, merek mobil lawas Rusia.
Renault diketahui telah meninggalkan pasar Rusia akibat invasi ke Ukraina yang diperintahkan Presiden Vladimir Putin. Perusahaan Prancis itu telah menjual 68 persen sahamnya di produsen otomotif terbesar Rusia, AvtoVAZ seharga hanya 1 ruble (sekitar Rp 200), dengan opsi pembelian kembali dalam 6 tahun.
"Hari ini kami mengambil keputusan penting, sekaligus bertanggung jawab atas 45.000 karyawan kami di Rusia. Kami juga menjaga kinerja serta peluang untuk kembali ke negeri ini di masa depan," kata CEO Renault, Luca de Meo seperti dilansir dari The Guardian.
Pembeli saham serta pabrik Renault di Rusia adalah Pemerintah Kota Moskwa. Wali Kota Moskwa, Sergei Sobyanin mengatakan keputusan Renault itu tepat dan ia akan memanfaatkan pabrik tersebut untuk mencegah terjadinya pengangguran.
Baca Juga: McDonalds Tutup Restoran di Rusia, PHK 62 Ribu Karyawan
"Saya telah memutuskan untuk mengambil alih pabrik dan meneruskan produksi mobil penumpang di bawah merek Moskvitch," tegas Sobyanin.
Moskvitch sendiri adalah merek mobil di era Uni Soviet. Di Rusia merek itu sering menjadi bahan melawak. Karenanya penggunaan kembali merek itu untuk menggantikan Renaul disambut canda oleh warganet Rusia.
"Rusia berhasil menciptakan mesin waktu. Tapi alat itu hanya bisa membawa kita kembali ke era Uni Soviet," tulis seorang pengguna media sosial lokal menanggapi kebangkitan kembali Moskvitch.