Bos Renault: Transisi Terlalu Cepat ke Kendaraan Listrik Bisa Merusak Lingkungan

Sabtu, 14 Mei 2022 | 00:15 WIB
Bos Renault: Transisi Terlalu Cepat ke Kendaraan Listrik Bisa Merusak Lingkungan
Mobil listrik Renault Zoe dipamerkan di Istanbul, Turki pada April 2017 (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Chief Executive Officer Renault, Luca de Meo memperingatkan agar industri otomotif tidak terburu-buru untuk beralih ke kendaraan listrik. Menurutnya transisi menuju kendaraan listrik yang terlalu cepat dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan.

Luca de Meo menyampaikan peringatan itu saat berbicara di Future of the Car Summit The Financial Times di London, Inggris pekan ini. Peringatan itu sendiri merupakan tanggapan atas rencana Uni Eropa melarang penjualan mobil berbahan bakar minya mulai 2035.

“Hal pertama yang ingin saya katakan adalah bahwa Renault jelas sangat berkomitmen pada EV. Kami termasuk yang pertama memulai. Kami yakin bahwa kendaraan listrik dan mungkin hidrogen adalah solusi tepat," kata dia seperti dilansir dari Autocar.

Meski demikian, lanjut dia, jika melihat data akan tampak bahwa penjualan mobil berbahan bakar minyak, termasuk hibrida, belum mencapai puncaknya. Ada tiga tantangan menurut De Luca yang menyebabkan hal itu, yakni dari sisi masyarakat, finansial dan ekologi.

Baca Juga: Toyota Luncurkan Mobil Listrik Pertamanya, Hanya Bisa Disewa

Perspektif pertama dari sisi masyarakat yang melihat meski mobil listrik cocok untuk sebagian besar aktivitas harian, tetapi belum bisa menjadi solusi untuk perjalanan jauh. Karenanya masih banyak orang enggan hijrah ke mobil listrik.

Kedua soal finansial. Ia menilai harga mobil listrik masih terlalu mahal dan belum akan bisa menyamai kendaraan konvensional dalam waktu dekat, mengingat sedang terjadinya krisis bahan baku kendaraan.

Ketiga adalah soal ekologi, khususnya soal emisi yang dihasilkan mobil listrik dalam satu siklus penuh.

"Jawaban untuk ini belum jelas. Tetapi ada beberapa bahan bakar alternatif atau mobil hibrida bisa lebih ramah lingkungan ketimbang mobil listrik jika dinilai dari sisi ini," terang dia.

Selain itu De Meo juga mewanti-wanti bahwa larangan mobil berbahan bakar minyak justru bisa menghambat investasi serta pengembangan teknologi mesin konvensional dan bahan bakar yang lebih efisien serta ramah lingkungan.

Baca Juga: Subaru Akan Bangun Pabrik Mobil Listrik di Jepang

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI