Suara.com - Kerajaan Arab Saudi sebagai investor Lucid Motors, bagian dari Lucid Group mendominasi nominal pendanaan untuk kelangsungan hidup carmaker mobil listrik ini.
Dikutip kantor berita Antara dari The Verge, pada 2017 investor itu menggelontorkan 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Kekinian, Lucid Motors menyatakan memiliki 5,4 miliar dolar AS sebagai cadangan tunai untuk membuat perusahaannya tetap berjalan hingga 2023.
Kuartal pertama, Lucid Motors melaporkan kerugian 81 juta dolar AS, sementara laba atas penjualan mencapai 58 juta dolar AS. Tahun lalu, ketika pendapatan perusahaan hampir nol, Lucid melaporkan kerugian 2,9 miliar dolar AS.
![Produk dari Lucid Motors, Lucid Air [Lucid via ANTARA].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/05/06/68458-lucid-air-02.jpg)
Meski demikian, Lucid Motors tetap dinanti para pencinta mobil mewah. Buktinya adalah Surat Pemesanan Kendaraan atau SPK mencapai lebih dari 30 ribu pemesan.
Para pemegang SPK ini menjadi pasar potensial yang mampu membantu Lucid MOtors mendapatkan 2,9 miliar dolar AS dari penjualan produk.
Sementara di kuartal terakhir tahun lalu, perusahaan yang berbasis di Newark, California ini mengumumkan merevisi ekspektasi produksi tahunan. Yaitu menjadi 12.000 kendaraan dari prediksi awal 20.000 kendaraan.
Sampai sekarang, di kuartal pertama 2022 Lucid Motors baru mengirimkan 360 unit mobil listrik kepada pelanggannya.
Dan dibutuhkan penyesuaian tarif atau harga baru agar permintaan pasar bisa sesuai dengan kemampuan produksi.
Mulai 1 Juni 2022, harga mobil mewah Lucid Air gres dari pabrik dinaikkan menjadi 154.000 dolar AS atau setara Rp 2,2 miliar untuk Air Grand Touring (sebelumnya 139.000 dolar AS atau setara Rp 2 miliar).
Lengkapnya: