Suara.com - Kepala Eksekutif Stellantis, Carlos Tavares, mengungkapkan pihaknya sudah tidak banyak berharap bila pasokan chip semikonduktor akan segera pulih.
Menurutnya masalah chip yang terkaji saat ini sangat mirip dengan yang dihadapi industri otomotif pada 2021. Ia menambahkan di 2022 hampir tidak menghasilkan perbaikan sama sekali.
"Memperkirakan kapan langkanya chip bisa berakhir tidak jauh berbeda dengan memutar roda keberuntungan," ujar Tavares, dikutip dari Autoevoution.
Ia menambahkan, kondisi pasar saat ini sangat fluktuatif sehingga kapasitas produksi dapat berubah dalam waktu singkat.
Terlebih industri otomotif tidak hanya mengalami masalah kesehatan, pandemi COVID-19 yang membuat produksi tidak bisa berkarya penuh. Namun ketegangan geopolitik di Eropa yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
"Krisis kesehatan itu sendiri menyebabkan tantangan tambahan sebagai akibat dari lockdown dan pembatasan yang terjadi di China. Karena produsen suku cadang dan bahan lokal terkena dampak secara besar-besaran," kata Tavares.
Sebelumnya pabrikan mobil asal Jerman, Audi memilih strategi lain untuk mengatasi kekurangan pasokan chip semikonduktor.
Audi memasarkan sejumlah model tertentu dengan nama "Semiconductor Shortage Package" untuk pasar Amerika Serikat.
Dengan kata lain, perusahaan otomotif asal Jerman itu memasarkan beberapa model dalam versi sejumlah fitur direduksi akibat kekurangan chip semikonduktor.
Baca Juga: Laba Kia Susut Karena Kelangkaan Chip Semikonduktor, Mobil Listrik Topang Pendapatan Operasional
Strategi ini dipilih setelah perusahaan begitu sulit mendapatkan pasokan chip untuk sejumlah fitur keselamatan dan kenyamanan.