Suara.com - Kia Corporation mengalami peningkatan penjualan kendaraan model ramah lingkungan untuk pasar menengah ke atas. Antara lain Kia Niro EV dan Kia EV6 all-electric, baik di pasar domestik maupun di Eropa. Sehingga mampu menopang pendapatan operasional dalam kuartal ini.
Dikutip kantor berita Antara dari kantor berita Korea Selatan, Yonhap, dan analis pasar JATO Dynamics, pada periode Januari-Februari Kia menempati peringkat kedua di bawah Tesla Incorporation, pembuat mobil listrik dari Amerika Serikat, untuk penjualan kendaraan listrik di Eropa Barat.
Laba operasional melonjak 49,2 persen menjadi 1,606 triliun won di kuartal pertama dari 1,076 triliun won setahun lalu. Penjualan naik 10,7 persen menjadi 18,357 triliun won dari 16,581 triliun won.
Sementara, laba bersih Kia Corporation kuartal pertama turun 0,2 persen dari tahun sebelumnya di tengah kekurangan chip semikonduktor yang terjadi secara global.
Laba bersih untuk tiga bulan yang berakhir pada Maret turun menjadi 1,032 triliun won (825 juta dolar Amerika Serikat atau AS), dari 1,035 triliun won pada periode yang sama tahun lalu.
Pajak perusahaan tertangguh yang sangat tinggi diperhitungkan di garis bawah pada kuartal pertama, kata juru bicara perusahaan. Tanpa disebutkan nilai pajaknya.
Produksi dan penjualan kendaraan juga menurun pada kuartal pertama karena berlanjutnya kekurangan chip semikonduktor dan terganggunya pasokan suku cadang lain akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Dalam tiga bulan pertama, penjualan kendaraan Kia turun 0,6 persen menjadi 685.739 kendaraan, termasuk 564.075 unit di luar negeri.
Sementara di sektor mobil listrik, Kia Corporation berhasil menjual total 14.269 kendaraan listrik atau 8,7 persen pasar kendaraan listrik Eropa Barat, mengikuti 10 persen Tesla.
Baca Juga: Sambangi Markas Tesla, Menko Luhut Binsar Pandjaitan Bahas Mobil Listrik Bersama Elon Musk
Kia memperkirakan kekurangan chip semikonduktor yang masih berjalan, pasokan suku cadang yang terganggu karena lockdown di Shanghai, China, dan harga bahan baku yang lebih tinggi di tengah invasi Rusia ke Ukraina akan tetap menjadi kekhawatiran bagi pembuat mobil di kuartal kedua nanti.
Bila pasokan chip semikonduktor meningkat, perusahaan mengatakan akan memaksimalkan operasi pabriknya untuk memenuhi permintaan yang belum diproduksi. Dengan demikian penjualan bisa ditingkatkan kembali.