Semikonduktor Langka, Beberapa Perusahaan Rela Beli Mesin Cuci untuk Dipreteli dan Diambili Chipnya

Jum'at, 22 April 2022 | 16:00 WIB
Semikonduktor Langka, Beberapa Perusahaan Rela Beli Mesin Cuci untuk Dipreteli dan Diambili Chipnya
Ilustrasi chip. [Pixabay/Slava Volgin]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah satu perusahaan pembuat chip semikonduktor terbesar, ASML mengungkapkan saat ini krisis chip semikonduktor berada dalam kondisi sangat memprihatinkan.

CEO ASML, Peter Wennink menyatakan kondisi saat ini sangat buruk. Beberapa perusahaan sampai rela membeli mesin cuci untuk direteli khusus bagian chip semikonduktor. Komponen berharga ini lalu digunakan untuk modul industri.

"Mereka rela mengekstrak chip, kemudian menggunakannya untuk aplikasi mereka sendiri. Itu terjadi di mana-mana," kata Wennink, dikutip dari Autoevolition.

Dalam industri otomotif, persediaan chip yang sangat terbatas telah mendatangkan permasalahan secara global.

Baca Juga: Pasokan Chip Semikonduktor Lebih Terkontrol, Honda Sebutkan Inden City Hatchback Tidak Terlalu Lama

Ilustrasi mesin cuci. (Pexels.com)
Ilustrasi mesin cuci. (Pexels.com)

Sebagian besar perusahaan tidak memiliki pilihan selain memilih menangguhkan produksi sementara atau menjual kendaraan mereka dengan memangkas fitur yang ada.

"Semua dalam upaya untuk mengurangi jumlah chip yang digunakan pada model yang mereka bangun," ujar Wennink.

Beberapa analis memperkirakan, persediaan chip global bisa meningkat pada akhir tahun.

Namun hal ini bukan karena pembuat chip telah berhasil meningkatkan produksi, tetapi karena permintaan untuk beberapa produk mulai mengalami penurunan.

Beberapa pembuat mobil, seperti Volkswagen dan BMW memprediksi pemulihan chip semikonduktor belum akan terjadi dalam waktu dekat. Beberapa mengantisipasi kelangkaaan chip masih akan berlanjut hingga 2024.

Baca Juga: Bila Permintaan Smartphone Kembali Normal, Kekurangan Chip Semikonduktor Mobil Diperkirakan Bisa Diatasi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI