Indonesia Harus Pacu Pengembangan Industri Baterai Mobil Listrik

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 22 April 2022 | 00:41 WIB
Indonesia Harus Pacu Pengembangan Industri Baterai Mobil Listrik
Ilustrasi mobil listrik sedang mengisi ulang baterai (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pakar ekonomi menilai Indonesia perlu mempercepat industri baterai mobil listrik agar bisa mengembangkan kendaraan listrik berbasis baterai.

"Indonesia adalah salah satu penyumbang bahan baku yang cukup besar di dunia," kata Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad, saat diskusi "Pengembangan Mobil Listrik Berbasis Baterai di Indonesia", Rabu (20/4/2022).

Indef menilai pemerintah sudah cukup baik dalam mengembangkan nikel, bahan baku baterai kendaraan listrik, antara lain dengan kebijakan ekspor. Dia melihat untuk mempercepat industri ini, masih banyak langkah yang bisa dilakukan.

Indonesia memerlukan investor yang sudah lebih dulu terjun ke kendaraan listrik, antara lain Korea Selatan dan China, untuk berinvestasi lebih besar. Tauhid menilai pabrikan kendaraan listrik asal China bisa bersaing dengan kendaraan konvensional yang sekarang ada di Indonesia

Baca Juga: Ini Alasan Mobil Listrik Lebih Mahal dengan Kendaraan Konvensional

Selain itu, pemain lokal, seperti Indonesia Battery Corporation bisa menggandeng investor sebagai untuk mempercepat pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik.

Lembaga tersebut juga menilai pemerintah Indonesia perlu memberikan insentif tambahan untuk mengembangkan kendaraan listrik dan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, misalnya dengan pembebasan Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Penjualan Barang Mewah.

Insentif juga bisa diberikan dalam bentuk kredit, subsidi dan kewajiban menggunakan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai bagi objek tertentu. Langkah lain yang bisa ditempuh untuk mendorong pengembangan kendaraan listrik adalah peta jalan untuk mengurangi emisi hingga nol.

Selain insentif, pemerintah juga bisa memberikan disinsentif bagi kendaraan konvensional dalam rangka mengurangi emisi dan ketergantungan kepada bahan bakar minyak. Kebijakan yang bisa dilakukan antara lain pajak dan cukai untuk BBM dan peningkatan PPnBM.

Terakhir, Indef menilai kebijakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri perlu diterapkan pada produk-produk kendaraan listrik, yaitu dengan bermitra dengan produsen lokal. Langkah ini dinilai bisa menekan harga kendaraan listrik berbasis baterai. [Antara]

Baca Juga: Harga Mobil Listrik di Indonesia Lebih Mahal Daripada Mobil Bahan Bakar Minyak, Ini Penyebabnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI