Suara.com - Kekurangan semikonduktor kemungkinan akan tetap menjadi masalah bagi industri otomotif hingga 2023.
Chief Executive Officer BMW, Oliver Zipse dalam sebuah wawancara dengan Neue Zuercher Zeitung (NZZ) mengatakan, saat ini akan sulit untuk mendapatkan mobil baru.
"Kami masih berada di puncak kekurangan chip. Saya berharap kami mulai melihat peningkatan paling lambat tahun depan, tetapi kami masih harus menghadapi kekurangan mendasar pada tahun 2023," kata Zipse seperti dikutip dari Euronews.
BMW memperkirakan kekurangan chip akan berlangsung sepanjang tahun ini. Sementara itu komentar serupa juga disampaikan CFO Volkswagen, Arno Antlitz yang memperkirakan bahwa pasokan chip tidak akan dapat memenuhi permintaan hingga 2024.
Baca Juga: Kenaikan PPN Turut Berdampak terhadap Industri Otomotif
Ya, kekurangan chip global memberikan dampak buruk bagi industri otomotif. Tidak hanya berpengaruh terhadap produksi, efek buruk juga terjadi di sektor penjualan.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kelley Blue Book, hampir separuh dari konsumen memilih untuk menunda membeli kendaraan. Mereka baru akan melakukan pembelian ketika kondisi dianggap sudah stabil.
Melansir Autoevolution, sebanyak 48 persen dari pembeli kemungkinan besar memilih melakukan penundaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 25 persen dari responden mengatakan siap beralih ke merek lain jika pembuat mobil favorit mereka kesulitan mengirimkan mobil yang mereka inginkan secara tepat waktu.
Hanya 19 persen dari mereka yang menyatakan akan mengubah kategori kendaraan, seperti lebih memilih membeli SUV daripada sedan, jika perusahaan bisa mengirimkannya lebih cepat.
Baca Juga: APAR Mobil Ternyata Punya Batas Kadaluwarsa