Suara.com - Dalam gelaran New York International Auto Show, Vingroup dan Electrify America melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama tentang pemakaian stasiun pengisian ulang atau charger baterai mobil listrik.
Dikutip kantor berita Antara dari Nikkei pada Minggu (17/4/2022), dengan perjanjian kerja sama ini, pengguna mobil listrik VinFast di Amerika Serikat bisa memanfaatkan jaringan pengisian listrik milik Volkswagen.
Untuk menggunakan stasiun pengisian listrik Volkswagen, pemilik VinFast di Negeri Paman Sam diwajibkan mengunduh aplikasi Electrify America.
Selain itu, VinFast juga menyediakan opsi sewa baterai dengan biaya 35 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekira Rp 500.000 hingga 160 dolar AS (Rp 2,2 juta) per bulan.
Baca Juga: Target Luncurkan 30 Model Mobil Listrik di 2030, Honda Kucurkan Investasi Rp 915 Triliun
"Dengan memisahkan harga baterai dari harga kepemilikan mobil, VinFast mengambil semua risiko yang terkait dengan baterai kendaraan dan memastikan harga yang masuk akal untuk produknya," jelas perusahaan yang dimiliki Vingroup, konglomerat Vietnam.
Kerja sama dengan stasiun pengisian listrik itu adalah langkah lanjutan setelah VinFast menandatangani kesepakatan awal menginvestasikan 2 miliar dolar AS (Rp 28,6 triliun) untuk pembuatan pabrik di North Carolina, Amerika Serikat. Investasi ini mendapat pujian dari Presiden Joe Biden.
"Tujuan kami mengurangi kekhawatiran dan meningkatkan daya jangkauan mobil, serta membantu dunia beralih ke transportasi yang lebih bersih dan berkelanjutan," jelas Craig Westbrook, Chief Service Officer VinFast di Amerika Serikat.
VinFast dinilai cukup percaya diri untuk terjun ke pasar otomotif negara itu yang sudah penuh dengan berbagai merek kendaraan listrik dalam negeri, Eropa hingga Jepang dan China.
Orang terkaya Vietnam, Pham Nhat Vuong yang mendirikan Vingroup siap menghabiskan dana pribadinya agar VinFast menjadi merek yang terpandang secara internasional.