Suara.com - Djoko Setijowarno, salah seorang pengamat transportasi Tanah air mengingatkan harus ada pengaturan dalam penerapan jalur lawan arus (contra flow) atau jalur satu arah (one way) agar tidak menghambat perjalanan bus dari daerah ke arah Jakarta yang akan mengangkut penumpang mudik.
Dikutip kantor berita Antara dari keterangan tertulis Djoko Setijowarno pekan lalu (7/4/2022) di Jakarta, ia menyarankan perlunya perhatian khusus atau prioritas dari petugas terhadap sejumlah bus pengangkut penumpang yang akan mudik dari Jakarta.
"Harus diberikan perhatian khusus atau prioritas bagi sejumlah bus yang sudah tiba di lokasi tujuan untuk kembali mengangkut penumpang akan mudik. Pengalaman 2019, banyak pengemudi bus yang mengeluh akibat kebijakan penerapan contra flow di Jalan Tol Trans Jawa. Sejumlah armada bus yang akan menjemput pemudik menjadi terhambat perjalanannya," jelas Djoko Setijowarno.
Menurutnya, pemudik jalur darat sudah menjalankan tanggung jawabnya saat mudik dengan memilih keberangkatan lewat terminal bus. Sebab keberangkatan dari terminal akan memudahkan pengawasan dan pengaturan oleh petugas.
Baca Juga: GAIKINDO Sebutkan Penjualan Mobil pada Maret 2022 Jadi yang Tertinggi Dua Tahun Terakhir
"Apalagi mudik lebaran tahun ini ada persyaratan sudah vaksin ketiga (booster). Pengawasan akan lebih mudah dilakukan di ruang tertutup seperti terminal ketimbang di ruang terbuka," jelasnya.
Namun adanya kebijakan contra flow atau one way yang menghambat perjalanan bus, dinilai dapat mengurangi kenyamanan pemudik yang memilih keberangkatan dari terminal.
Kemudian imbauan kedua adalah saat arus balik, yaitu pemudik memilih keberangkatan dengan angkutan umum lain yang disediakan biro jasa perjalanan wisata.
"Harus dicermati pula, keberadaan angkutan umum pelat hitam dan biro jasa yang sudah menawarkan mudik menggunakan bus pariwisata melalui media sosial. Pemerintah perlu mengantisipasi sejak dini. Kendaraan yang digunakan pasti tidak lolos ramp check, penumpang tidak diperiksa kesehatannya, pengemudi tidak ikut tes kesehatan," jelas Djoko Setijowarno.
Untuk itu, ia meminta pemerintah mengantisipasi arus mudik sedini mungkin, termasuk menyediakan mudik gratis untuk pada momentum Idul Fitri tahun ini. Tujuannya memudahkan pengawasan dan pengaturan perjalanan orang dalam negeri, terlebih di masa pandemi COVID-19.
Baca Juga: IIMS Hybrid 2022 Berbuah Rekor MURI, Grand Prize Terbanyak dalam Sejarah Otomotif Nasional
Sebagai catatan, Balitbang Perhubungan menyatakan ada potensi pergerakan pemudik dari Jabodetabek di 2022 adalah 13 juta orang.