Kijang Innova BEV Akan Jadi Versi Produksi ?

Sabtu, 02 April 2022 | 16:15 WIB
Kijang Innova BEV Akan Jadi Versi Produksi ?
Kijang Innova EV Concept di IIMS Hybrid 2022, Kamis (1/4/2022). [Suara.com/Manuel Jeghesta]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Toyota Astra Motor (TAM) mengaku masih butuh waktu untuk menghadirkan Kijang Innova BEV (battery electric vehicle) menjadi model versi produksi.

Sebab dijelaskan, Direktur Pemasaran PT TAM, Anton Jimmi Suwandy, untuk menjadi versi produksi masih diperlukan riset mendalam.

"Masih butuh banyak hal. Karena memang banyak faktor untuk mendevelop sebuah produk full listrik," ujar Anton Jimmi Suwandy, dalam sesi virtual conference baru-baru ini.

Anton menambahkan, untuk mengembangkan sebuah kendaraan listrik tidak hanya berbicara soal baterai. Tapi lebih jauh lagi ada infrastruktur pendukungnya.

Baca Juga: Spectre, Mobil Listrik Perdana Rolls-Royce Sukses Uji Coba di Lingkaran Kutub Utara

Kijang Innova EV Concept di IIMS Hybrid 2022, Kamis (1/4/2022). [Suara.com/Manuel Jeghesta]
Kijang Innova EV Concept di IIMS Hybrid 2022, Kamis (1/4/2022). [Suara.com/Manuel Jeghesta]

"Ada platform, baterai dan sebagainya. Kita juga masih harus menunggu seperti apa dan detailnya kapan untuk Innova listrik," papar Anton.

Seperti diketahui, Toyota telah memperkenalkan Kijang Innova BEV di ajang Indonesia International Motor Show atau IIMS Hybrid 2022 di arena JIExpo, Kemayoran, Jakarta, 31 Maret—10 April 2022.

Meski masih belum diproduksi untuk tujuan komersial, Toyota Kijang Innova Concept telah melewati tahap quality and safety assurance pengecekan internal.

Seperti diketahui, melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019, Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk mempercepat program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk transportasi jalan. Ini diselenggarakan melalui percepatan pengembangan industri KBLBB dalam negeri.

Kebijakan ini dilatarbelakangi kebutuhan menghadapi tantangan masa depan, antara lain semakin menipisnya ketersediaan bahan bakar fosil yaitu Bahan Bakar Minyak (BBM).

Baca Juga: Cara Pemilik Mobil Listrik Mendapatkan Diskon Listrik 30 Persen dari PLN

Kondisi ini mengharuskan industri otomotif dunia untuk tidak sekadar mengembangkan teknologi hemat BBM, namun mulai mengalihkan tenaga penggerak kendaraan mereka dari teknologi Internal Combustion Engine (ICE) yang menggunakan BBM ke teknologi Electric Vehicle (EV) atau kendaraan listrik.

Selain itu, Perpres No 55 Tahun 2019 juga bentuk komitmen Indonesia dalam pengendalian isu pemanasan global dan perubahan iklim dengan berkontribusi mengurangi emisi CO2 atau emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI