Penjualan Kendaraan di Indonesia Bisa Terganggu Akibat Naiknya Harga BBM

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 01 April 2022 | 22:08 WIB
Penjualan Kendaraan di Indonesia Bisa Terganggu Akibat Naiknya Harga BBM
Pengendara roda dua mengisi bahan bakar jenis Pertamax di SPBU Coco Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (23/3/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengungkapkan bahwa kenaikan harga Bahan Bakar Minyak atau BBM non subsidi pada 1 April 2022 berpotensi menganggu penjualan kendaraan baru di Indonesia.

Meski demikian ia mengatakna gangguan pada penjualan kendaraan itu tidak akan bertahan lama. Alasannya karena masyarakat akan cepat terbiasa dengan harga BBM baru.

"Dampak kenaikan harga BBM non subsidi akan memengaruhi penjualan kendaraan baru dalam kisaran dua bulan ini, walaupun tidak terlalu besar," ungkap Yannes Martinus Pasaribu, Jumat (1/4/2022).

Penjualan yang kurang menggugah akibat dampak kenaikan ini, dikatakannya tidak begitu lama dan ke depannya, masyarakat akan terbiasa dengan sendirinya dengan harga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, yakni Pertamax mencapai Rp 12.500 perliternya.

Baca Juga: Yamaha: Harga Pertamax Naik, Penjualan Motor Tak Terpengaruh

Dia juga mengatakan, dengan momentum Hari Raya Lebaran dalam beberapa minggu lagi dapat memberikan nafas segar untuk penjualan kendaraan bermotor di Tanah Air.

"Setelah itu pasar akan terbiasa dengan keseimbangan harga BBM yang baru. Sebab, berbagai produk kendaraan baru sudah semakin irit bahan bakar dengan disematkannya teknologi turbo dan hybrid," kata dia.

"Selanjutnya, event Lebaran yang sebulan lagi ada tetap masih menjadi benchmark masyarakat secara tradisional untuk membeli kendaraan baru," tambah Yannes.

Kenaikan yang terjadi pada BBM nonsubsidi (Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex) merupakan efek domino dari lonjakan harga minyak mentah dunia yang.menyentuh di atas 110 dolar AS per barrel, akibat diembargonya pasokan sekitar 2,5 juta barel dari kapasitas suplai 10,8 juta barrel/hari dari Rusia.

Rusia adalah penghasil sekitar 12 persen minyak dunia. Sedangkan sekitar 62 persen persediaan minyak dunia berasal dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Irak, dan Kuwait.

Baca Juga: Harga Pertamax Naik Rp 12.500, Energy Watch Nilai Tidak Ada Perpindahan Konsumen ke Pertalite

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI