Suara.com - Mulai 10 Maret 2022, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM telah menetapkan Pertalite ke dalam Jenis BBM Khusus Penugasan atau JBKP.
Dikutip dari kantor berita Antara, berdasarkan realisasi Mean of Platts Singapore (MOPS) pada Maret 2022, harga Pertalite rata-rata 128,19 dolar Amerika Serikat (AS) per barel atau naik 63 persen dari rata-rata 2021 sebesar 78,48 dolar AS per barel.
Meski harga global telah melambung tinggi, namun pemerintah Indonesia masih mampu menjaga harga Pertalite senilai Rp 7.650 per liter.
Kementerian ESDM telah membuat simulasi dampak perkembangan harga minyak dunia yang berpotensi meningkatkan besaran subsidi dan kompensasi untuk Pertalite.
Baca Juga: Gantikan Premium, Pertalite Oktan 90 Jadi Jenis BBM Khusus Penugasan atau JBKP
Apabila harga minyak mentah Indonesia (ICP) senilai 69 dolar AS per barel, maka total subsidi dan kompensasi yang harus dikeluarkan pemerintah mencapai Rp 39,76 triliun dengan harga jual eceran Rp 9.400 per liter.
Namun, jika harga ICP tembus 180 dolar AS per barel akan membuat subsidi membengkak, dan kompensasi mencapai Rp 306,57 triliun dengan harga jual eceran sebesar Rp 21.000 per liter.
Kementerian ESDM memprediksi penyaluran bahan bakar minyak jenis Pertalite akan melebihi kuota 15 persen hingga akhir tahun ini.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan realisasi penyaluran Pertalite tercatat 4,25 juta kiloliter hingga Februari 2022 atau telah melebihi 18,5 persen terhadap kuota secara year to date.
"Jika diestimasikan melalui normal skenario, maka di akhir 2022 akan terjadi over kuota sebesar 15 persen dari kuota normal," jelas Tutuka Ariadji dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Selasa (29/3/2022).
Baca Juga: Ada Istilah BBM Khusus Penugasan, Ini Pembagian Tiga Macam Bahan Bakar Minyak di Indonesia
Pemerintah telah menetapkan kuota Pertalite untuk tahun ini sebesar 23,05 juta. Dengan kata lain, apabila betul terjadi kelebihan kuota sesuai estimasi Kementerian ESDM, maka volume penyaluran Pertalite akan mencapai 26,5 juta kiloliter.