Britishvolt Dukung Pengadaan Baterai Mobil Listrik di Indonesia, Jalin Kerja Sama dengan PT VKTR

Senin, 28 Maret 2022 | 07:37 WIB
Britishvolt Dukung Pengadaan Baterai Mobil Listrik di Indonesia, Jalin Kerja Sama dengan PT VKTR
Kawasan industri di Kawasi, Obi, Halmahera Selatan Maluku Utara, akan produksi baterai mobil listrik, sedang memasuki tahap konstruksi akhir. Sebagai ilustrasi [ANTARA/Abdul Fatah/am]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Paruh pekan lalu, Britishvolt dan PT Vektr Mobiliti Indonesia (VKTR) melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau MoU (Memorandum of Understanding) untuk pengembangan baterai kendaraan listrik.

Dikutip dari kantor berita Antara, PT VKTR adalah anak usaha PT Bakrie Autoparts, bagian dari PT Bakrie & Brothers Tbk untuk sektor industri komponen otomotif. Sementara Britishvolt adalah produsen baterai kendaraan listrik rendah karbon asal Britania Raya.

Kedua belah pihak sepakat untuk mengembangkan industri baterai kendaraan listrik.

Penandatanganan MoU berlangsung di London, ibu kota Inggris dan Britania Raya pada Rabu (23/3/2022), dilakukan oleh Anindya N. Bakrie mewakili PT VKTR dan Orral Nadjari, CEO Britishvolt.

Baca Juga: Presiden RI Joko Widodo Resmikan SPKLU di Bali, Mobil Listrik Ini Bakal Mendukung KTT G20 2022

Penandatanganan kerja sama antara PT Vektr Mobiliti Indonesia (VKTR) dan BritishVolt. ANTARA/HO-Kementerian Investasi/BKPM.
Penandatanganan kerja sama antara PT Vektr Mobiliti Indonesia (VKTR) dan Britishvolt [ANTARA/HO-Kementerian Investasi/BKPM]

Acara juga dihadiri Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Desra Percaya, Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris, Arsjad Rasjid, Ketua Umum Kadin Indonesia. Sedangkan dari pihak Britania Raya, terdapat Lord Aamer Safraz dan Richard Graham, anggota parlemen Inggris, juga Lord Karan Bilimoria,Presiden Confederation of British Industries.

Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala BKPM dalam keterangan tertulis pada Jumat (25/3/2022) menyebutkan bahwa kemitraan strategis antara PT VKTR dan Britishvolt menjadi salah satu rencana investasi potensial.

Proyek kedua belah pihak sejalan dengan visi besar pemerintah dalam melakukan transformasi ekonomi untuk menciptakan nilai tambah melalui hilirisasi sumber daya alam.

"Harapan saya, apabila di antara kedua pemerintah sudah menjalankan perannya dengan baik, maka hubungan business-to-business antar pelaku usaha dari kedua negara pun akan berjalan dengan baik. Kami akan memastikan seluruh perizinan dan insentif melalui satu pintu, yaitu Kementerian Investasi," ungkap Bahlil Lahadalia.

Dari pihak PT VKTR, Anindya N. Bakrie mengatakan MoU menjadi awal kerja sama antara kedua negara dalam rangka pengembangan industri baterai kendaraan listrik. Tujuannya adalah mendukung percepatan pengembangan ekosistem kendaraan listrik yang berkelanjutan.

Baca Juga: Pemilik Mobil Listrik Dapat Diskon 30 Persen Untuk Pemasangan Home Charging

PT VKTR akan fokus pada penelitian dan pengembangan solusi teknologi digital terkait sektor elektrifikasi industri transportasi.

"Dukungan penuh pemerintah mutlak diperlukan agar rencana investasi ini dapat terealisasi dengan baik dan Indonesia siap menghadapi era elektrifikasi kendaraan di tahun-tahun mendatang," ujar Anindya N. Bakrie.

Sementara Orral Nadjari, CEO Britishvolt dalam kesempatan yang sama menyampaikan harapan di masa mendatang lewat MoU yang sudah ditandatangani.

"Inisiasi yang kami lakukan ini merupakan suatu upaya bersama dalam rangka transisi berkelanjutan menuju net-zero. Saya berharap Indonesia dapat memainkan peran pentingnya dalam percepatan transformasi energi global, salah satunya melalui kerja sama yang telah ditandatangani ini," jelasnya.

Kekinian, investasi baterai listrik di Indonesia berasal dari Korea Selatan, China, dan Taiwan. Sehingga Britishvolt akan menjadi perusahaan pertama non-Asia yang menjalin kerja sama di sektor ini dengan pihak kita.

Kementerian Investasi/BKPM berkomitmen penuh dalam menyukseskan percepatan transisi energi, salah satu pilar utama Presidensi G20 Indonesia, yaitu dengan mendorong investasi yang berkelanjutan dan penerapan energi baru terbarukan (EBT) dengan mengundang investor dari berbagai negara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI