Suara.com - Krisis Rusia-Ukraina terus memberikan pengaruh terhadap keberlangsungan produksi kendaraan. Setelah timbul kesulitan mempertahankan rantai pasokan suku cadang disebabkan ketatnya wilayah perbatasan, ketersediaan chip semikonduktor juga belum membaik.
Dikutip kantor berita Antara dari Reuters, kekinian para produsen otomotif berusaha menemukan sumber alternatif suku cadang penting yang dibuat di Ukraina. Antara lain kebutuhan kabel, sekarang dicari produk dari China dan Meksiko.
"Konflik berdampak pada seluruh ekonomi global. Seperti bahan mentah, rantai pasokan, juga terasakan di perusahaan kami," jelas Arno Antlitz, kepala keuangan Volkswagen kepada Reuters.
"Dampak dari hal ini tidak dapat dinilai secara meyakinkan sekarang," tukasnya.
Baca Juga: Volkswagen dan Audi Stop Pasarkan Mobil Hybrid, Dampak Konflik Rusia-Ukraina
Ia juga menambahkan bahwa Volkswagen sedang bekerja mendapatkan pemasok di Eropa Timur dan Afrika Utara untuk mendapatkan wire harness.
Volkswagen mengatakan ada risiko bahwa perkembangan terbaru dalam operasi militer Rusia di Ukraina akan berdampak negatif pada bisnis kendaraan perusahaan itu.
Perusahaan masih mengusulkan untuk menaikkan dividen tahunan lebih dari setengahnya menjadi 7,50 euro per saham biasa VOWG.DE dan 7,56 euro per saham preferen untuk 2021, setelah laba operasi berlipat ganda menjadi 19,3 miliar euro (21,1 miliar dolar AS) tahun lalu.
Penggandaan laba operasional pada 2021 berhasil berkat harga yang lebih tinggi dan bauran produk yang lebih menguntungkan, jelas Volkswagen.
Margin yang diharapkan adalah operasi pada penjualan sebesar 7,0 persen. Atau ,5 persen pada 2022, dibandingkan 7,7 persen pada 2021.
Baca Juga: VW Combi Legendaris Datang Lagi Lewat Volkswagen ID.Buzz Tenaga Listrik
Penjualan diperkirakan akan naik 8 persen, atau 13 persen pada 2022, dibandingkan peningkatan 12,3 persen menjadi 250 miliar euro pada 2021.
"Namun, panduan ini tunduk pada perkembangan lebih lanjut dari kondisi kestabilan di Ukraina dan khususnya dampaknya pada rantai pasokan grup dan ekonomi global secara keseluruhan," pungkasnya.