Volkswagen dan Audi Stop Pasarkan Mobil Hybrid, Dampak Konflik Rusia-Ukraina

Jum'at, 11 Maret 2022 | 10:17 WIB
Volkswagen dan Audi Stop Pasarkan Mobil Hybrid, Dampak Konflik Rusia-Ukraina
Meski bukan pasar utama bagi beberapa carmaker Eropa Barat, Ukraina dan Rusia menyediakan pasokan industri otomotif. Sebagai ilustrasi, tampak seorang warga sipil melintasi jalan kosong di pusat kota Kyiv, Ukraina, Minggu (27/2/2022). [AFP/Aris Messinis].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa analis memperkirakan konflik bersenjata Rusia-Ukraina akan memiliki efek negatif terhadap rantai pasokan industri otomotif. Sejumlah produsen mobil sudah menyatakan sikap untuk menghentikan bisnis mereka di Rusia.

Terbaru, Volkswagen baru saja mengkonfirmasi bahwa mereka akan menarik beberapa model plug-in hybrid karena untuk sementara akan berhenti memproduksinya.

Menurut Automotive News, Volkswagen mengumumkan bahwa mereka tidak lagi menerima pesanan untuk model VW Golf, VW Passat, Arteon, Tiguan, dan VW Touareg versi plug-in hybrid.

Ilustrasi Volkswagen Passat yang terparkir. [AFP]
Volkswagen Passat, untuk versi plug-in hybrid sementara tidak bisa dipesan [AFP]

Bahkan dikatakan bahwa ada kemungkinan besar beberapa konsumen yang telah memesan salah satu kendaraan ini tidak akan mendapatkan unit sampai akhir 2022.

Baca Juga: VW Combi Legendaris Datang Lagi Lewat Volkswagen ID.Buzz Tenaga Listrik

Meskipun Rusia dan Ukraina bukan pasar utama bagi pembuat mobil dari Jerman ini, namun kedua negara itu adalah sumber bagi banyak bahan mentah untuk industri otomotif. Juga memproduksi beberapa komponen yang diperlukan Volkswagen.

Sementara itu, Audi juga akan berhenti menerima pesanan untuk beberapa model plug-in hybrid setelah 10 Maret. Adapun produk yang berhenti dibuat meliputi versi PHEV dari Audi A4, Audi A5, Audi A6, sampai Audi A7.

Sebelumnya, Volkswagen telah mengumumkan untuk menghentikan semua produksi dan penjualan di Rusia. Bahkan perusahaan menghentikan banyak pabrik utamanya di Jerman dan lokasi Eropa.

Pabrikan mobil asal Jerman lainnya, seperti BMW dan Mercedes-Benz juga menerapkan langkah serupa, setelah sebelumnya mengumumkan bahwa mereka akan meninggalkan pasar Rusia, tidak lama setelah terjadi operasi militer.

Baca Juga: Timur Sardarov, Bos MV Agusta Menulis Surat Terbuka: Rusia dan Ukraina Adalah Saudara

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI