Krisis Chip Diprediksi Masih Akan Berlanjut Sampai 2025

Jum'at, 04 Maret 2022 | 13:35 WIB
Krisis Chip Diprediksi Masih Akan Berlanjut Sampai 2025
Ilustrasi pabrik perakitan mobil dan salah satu komponen yang dibutuhkan adalah chip semikonduktor (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Industri otomotif global masih terus berjuang dengan krisis chip semikonduktor. Beberapa perusahaan besar seperti Ford Motor Company, General Motors, dan Volkswagen sempat menghentikan sementara aktivitas produksi mereka di sejumlah pabrik karena situasi ini.

Yuh-Jier Mii selaku Wakil Presiden Senior Penelitian dan Pengembangan di TSMC, salah satu pembuat chip terbesar di dunia, mengungkapkan kekurangan komponen ini masih akan mengkhawatirkan sampai beberapa tahun mendatang.

Dalam sebuah wawancara, Mii menjelaskan bila beberapa memprediksi pemulihan chip akan terjadi tahun ini. Namun ia melihat pemulihan pasokan chip tidak mungkin datang lebih awal dari 2025.

Chip semikonduktor Intel generasi ke-12. Sebagai ilustrasi [Intel via ANTARA].
Chip semikonduktor Intel. Sebagai ilustrasi [Intel via ANTARA].

"Krisis semikonduktor tidak selalu disebabkan oleh masalah kesehatan global, meskipun ini memiliki kontribusi besar terhadap pasokan yang sangat terbatas di seluruh dunia," kata Mii, dikutip dari Autoevolution.

Baca Juga: Bertolak Belakang dari Industri Otomotif yang Tinggalkan Rusia, GAC Perluas Jaringan Penjualan di Negeri Itu

Ia menambahkan, permintaan chip jelas akan terus meningkat. Sebab sebagian besar mobil modern membutuhkan chip untuk perangkat cerdas mereka.

"Namun untuk saat ini, pasar otomotif masih harus menunggu pemulihan," ujar Mii.

Sementara itu, beberapa pabrikan dunia yang memiliki representatif di Tanah Air mengungkapkan beberapa strategi untuk mengatasi kekurangan chip semi konduktor.

Seperti yang disampaikan Director of Communication BMW Indonesia, Jodie O'tania, pihaknya telah mengantisipasi dengan melakukan strategi khusus.

"BMW Global sudah memiliki strategi, bagaimana caranya agar kami tetap bisa memenuhi kebutuhan pelanggan di semua market. Kami akan mengganti fitur-fitur yang tidak terlalu penting," ujarnya.

Baca Juga: Ford Fund Berikan Donasi 100.000 Dolar Amerika Serikat untuk Dana Kemanusiaan Warga Ukraina

Pemangkasan disebutkannya hanya dilakukan terhadap fitur-fitur yang sifatnya kurang penting. Sementara yang sangat urgent masih tetap dipertahankan.

Dari Mercedes-Benz Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto, Deputy Director Sales Operation and Product Management PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia menyatakan, "Kami sangat merasakan dampak krisis chip semikonduktor. Kondisi 2021 lebih buruk dibandingkan 2020. Terjadi keterlambatan supply chip semikonduktor ke pabrik, dari pabrik ke dealer, dan sampai kepada pelanggan juga terlambat."

Mengingat situasi langka chip semikonduktor adalah kondisi yang menimpa seluruh carmaker di dunia, maka mitigasi dilakukan prinsipal Mercedes-Benz dan dieskalasi sebagai masalah global.

"Masalah chip semikonduktor ini akan disampaikan secara transparan kepada seluruh pihak, mulai dealer hingga pelanggan," lanjut Kariyanto Hardjosoemarto.

"Kami lebih maintain transparansi informasi kepada mereka, sedangkan technical supplier ditangani oleh headquarter," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI