Suara.com - Industri otomotif global masih terus berjuang dengan krisis chip semikonduktor. Beberapa perusahaan besar seperti Ford Motor Company, General Motors, dan Volkswagen sempat menghentikan sementara aktivitas produksi mereka di sejumlah pabrik karena situasi ini.
Yuh-Jier Mii selaku Wakil Presiden Senior Penelitian dan Pengembangan di TSMC, salah satu pembuat chip terbesar di dunia, mengungkapkan kekurangan komponen ini masih akan mengkhawatirkan sampai beberapa tahun mendatang.
Dalam sebuah wawancara, Mii menjelaskan bila beberapa memprediksi pemulihan chip akan terjadi tahun ini. Namun ia melihat pemulihan pasokan chip tidak mungkin datang lebih awal dari 2025.
![Chip semikonduktor Intel generasi ke-12. Sebagai ilustrasi [Intel via ANTARA].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/01/06/60306-chip-intel.jpg)
"Krisis semikonduktor tidak selalu disebabkan oleh masalah kesehatan global, meskipun ini memiliki kontribusi besar terhadap pasokan yang sangat terbatas di seluruh dunia," kata Mii, dikutip dari Autoevolution.
Ia menambahkan, permintaan chip jelas akan terus meningkat. Sebab sebagian besar mobil modern membutuhkan chip untuk perangkat cerdas mereka.
"Namun untuk saat ini, pasar otomotif masih harus menunggu pemulihan," ujar Mii.
Sementara itu, beberapa pabrikan dunia yang memiliki representatif di Tanah Air mengungkapkan beberapa strategi untuk mengatasi kekurangan chip semi konduktor.
Seperti yang disampaikan Director of Communication BMW Indonesia, Jodie O'tania, pihaknya telah mengantisipasi dengan melakukan strategi khusus.
"BMW Global sudah memiliki strategi, bagaimana caranya agar kami tetap bisa memenuhi kebutuhan pelanggan di semua market. Kami akan mengganti fitur-fitur yang tidak terlalu penting," ujarnya.
Pemangkasan disebutkannya hanya dilakukan terhadap fitur-fitur yang sifatnya kurang penting. Sementara yang sangat urgent masih tetap dipertahankan.