Mitsubishi Bisa Stop Bisnis Gas Alam Cair sampai Mobil di Rusia

Rabu, 02 Maret 2022 | 16:58 WIB
Mitsubishi Bisa Stop Bisnis Gas Alam Cair sampai Mobil di Rusia
Selain dipasarkan di Rusia, Mitsubishi Motor juga beredar di Ukraina. Tampak polisi Ukraina berpatroli dengan Mitsubishi Outlander PHEV. Sebagai ilustrasi [Motor1]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mitsubishi Motors sebagai pelaku bisnis otomotif di Rusia menyatakan bisa menangguhkan produksi dan penjualan mobilnya di negara itu sebagai bentuk sanksi ekonomi.  Disebutkan pula bahwa kejadian invasi Rusia telah memicu gangguan rantai pasokan.

Dan dalam kapasitas Mitsubishi Heavy Industries, perusahaan ini memiliki proyek gas alam cair atau Liquid Natural Gas (LNG) yang beroperasi di Rusia, dalam proyek Sakhalin II. Dalam situasi memberikan sanksi ekonomi, bagian ini juga bisa dikedepankan.

Ilustrasi kilang gas. [Shutterstock]
Ilustrasi kilang gas. [Shutterstock]

Melansir Automotive News, saat ini Mitsubishi Corporation tercatat memiliki 141 dealer Mitsubishi di Rusia, yang bisa disimak di laman resmi perusahaan.

Sementara itu, asal negara Mitsubishi sendiri, yaitu Jepang, juga sudah menyatakan sikap untuk bergabung dengan Amerika Serikat dan Sekutu lainnya dalam menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Rusia. Termasuk di antaranya membekukan aset para pemimpin negara itu dan tiga lembaga keuangan.

Baca Juga: Invasi ke Ukraina Terbesar di Eropa Sejak Perang Dunia Kedua, Pabrik Mobil Stop Bisnis dengan Rusia

Sebelumnya pembuat mobil Jerman, BMW memutuskan untuk menghentikan aktivitas produksi mereka di Kaliningrad dan tidak lagi membuka keran ekspor untuk Rusia.

"Karena situasi geopolitik saat ini, kami akan menghentikan produksi dan ekspor lokal kami untuk pasar Rusia sampai pemberitahuan lebih lanjut," jelas seorang Public Relations Officer BMW, dikutip dari Autoevolution.

Tidak hanya BMW, beberapa perusahaan, termasuk produsen mobil Volkswagen dan Renault, serta produsen ban Nokian Tires, sebelumnya sudah menyampaikan rencana untuk menutup atau mengalihkan produksi setelah invasi Rusia ke Ukrania.

Pasalnya kondisi perang yang terjadi membuat pasokan suku cadang ke pabrik perakitan di Rusia maupun yang diproduksi di Ukrania menjadi terhambat.

Menarik pula untuk dikaji bahwa Mitsubishi Motors adalah bagian dari Aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi. Sementara Renault sendiri menjalankan bisnis di Rusia bersama Avtovaz yang memiliki brand Lada.

Baca Juga: Aktor Sean Penn Tinggalkan Mobil, Jalan Kaki di Antara Lautan Pengungsi Ukraina

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI