Suara.com - Mercedes-Benz, Volkswagen, General Motors, Volvo Cars, British Petroleum atau BP adalah nama-nama industri otomotif yang menangguhkan bisnis di Rusia setelah negara itu melakukan operasi militer atas Ukraina.
Dikutip kantor berita Antara dari Reuters, pasukan Rusia melakukan invasi atas Ukraina pekan lalu (24/2/2022) yang menandai serangan terbesar oleh satu negara terhadap negara lain di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Menyusul aksi dari negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin atas negara yang dikomandani Presiden Volodymyr Zelenskiy, banyak perusahaan telah menghentikan operasinya di Rusia menyusul sanksi Barat terhadap Negeri Beruang Merah. Tidak terkecuali adalah sektor otomotif.
Seperti dipaparkan oleh juru bicara General Motors, "Kami dalam semangat bersama rakyat Ukraina saat ini. Hilangnya nyawa adalah sebuah tragedi dan perhatian utama kami adalah keselamatan orang-orang di kawasan itu."
Baca Juga: Aktor Sean Penn Tinggalkan Mobil, Jalan Kaki di Antara Lautan Pengungsi Ukraina
Berikut keputusan beberapa industri otomotif Amerika, Britania Raya serta Eropa daratan terkait sanksi ekonomi atas invasi Rusia ke Ukraina:
- British Petroleum atau BP Plc, adalah investor asing terbesar Rusia dan raksasa bidang energi. Akhir pekan lalu (26/2/2022) mengumumkan meninggalkan 20 persen saham di Rosneft yang dikendalikan negara dengan biaya hingga 25 miliar dolar.
- General Motors pada Senin (28/2/2022) menyatakan akan menangguhkan semua ekspor kendaraan ke Rusia sampai pemberitahuan lebih lanjut. Tidak memiliki pabrik di Rusia, menjual sekitar 3.000 unit kendaraan setiap tahun di negara itu, dengan eksposur rantai pasokan yang terbatas.
- Volvo Cars menangguhkan pengiriman mobil ke pasar Rusia sampai pemberitahuan lebih lanjut, dan menjadi produsen mobil internasional pertama yang mengambil keputusan terkait sanksi atas invasi Rusia ke Ukraina.
Volvo menjual sekitar 9.000 unit mobil di Rusia pada 2021, dan mengekspor kendaraan ke Rusia dari pabrik di Swedia, China dan Amerika Serikat - Volkswagen pada Senin (28/2/2022) menyatakan untuk sementara menangguhkan pengiriman mobil ke dealer di Rusia sampai pemberitahuan lebih lanjut. Selain itu, sebelumnya memang akan menghentikan produksi di dua pabriknya di Jerman selama beberapa hari karena terjadi penundaan dalam mendapatkan suku cadang yang dibuat di Ukraina.
- Daimler Truck siap membekukan kegiatan bisnisnya di Rusia, termasuk kerja sama dengan pembuat truk Rusia Kamaz. Sebesar 47 saham perusahaan ini dimiliki Rostec yang terdiri dari 700 perusahaan dan 14 holding company. Ketua Rostec ditunjuk langsung oleh Presiden Vladimir Putin.
- Mercedes-Benz Group mencari opsi hukum untuk melepaskan 15 persen sahamnya di Kamaz secepat mungkin, dan juru bicara mengatakan kegiatan bisnis harus dievaluasi ulang mengingat peristiwa terkini.
- Cummins Inc sebagai pembuat mesin truk menolak pembahasan relasi dengan perusahaan Rusia, Kamaz, namun memperkirakan "beberapa dampak" terhadap bisnisnya di Rusia tanpa keterangan detail.