Toyota Tutup Belasan Pabrik Akibat Kena Retas, Diduga Ulah Rusia

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 28 Februari 2022 | 23:45 WIB
Toyota Tutup Belasan Pabrik Akibat Kena Retas, Diduga Ulah Rusia
Toyota tutup pabrik-pabriknya di Jepang setelah perusahaan tersebut jadi korban serangan siber, Senin (28/2/2022). Diduga ulah hacker Rusia. Foto: Logo Toyota. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pabrik-pabrik Toyota di Jepang ditutup sementara pada Senin (28/2/2022) setelah produsen mobil nomor satu dunia itu kena retas. Pabrik milik Hino dan Daihatsu, merek di bawah Toyota, juga ditutup akibat serangan siber yang diduga dilakukan oleh Rusia itu.

Toyota, yang enggan merinci serangan siber tersebut dan tidak menyebut Rusia sebagai dalang peretasan tersebut, akan menghentikan produksi di 14 pabriknya di Jepang. Di negaranya itu, Toyota mempekerjakan lebih dari 70.000 pegawai.

Sementara Hino mengatakan akan menutup pabrik-pabriknya pada Selasa. Daihatsu belum memberikan komentar resmi, demikian dilansir dari Financial Times.

Lebih lanjut Toyota mengatakan bahwa penutupan sementara pabrik disebabkan oleh kegagalan sistem komputer pada pemasok komponennya, yakni Kojima Press Industries.

Baca Juga: Nvidia Akui Kena Serangan Siber

Diperkirakan penutupan pabrik-pabrik Toyota itu akan berakhir pada Rabu (2/3/2022). Di Jepang, Toyota memproduksi sekitar 13.000 unit kendaraan per hari.

Media-media Jepang melaporkan bahwa serangan siber atas Toyota itu menyebabkan perusahaan tak bisa menerima dan membuat pesanan komponen.

Adapun situs Kojima Press Industries tak bisa diakses pada Senin. Perusahaan itu mengaku diserang virus dari luar dan pada Senin sedang mempertimbangkan untuk melaporkan masalah itu ke polisi.

Pemerintah Jepang sendiri, bersama dengan negara-negara sekutu Amerika Serikat lainnya, memang sudah memperingatkan perusahaan-perusahaan swasta untuk mewaspadai serangan siber dari Rusia.

Apalagi Jepang termasuk dalam kelompok negara yang menjatuhkan sanksi ekonomi berat terhadap Rusia, setelah Presiden Vladimir Putin memutuskan untuk menginvasi negara tetangganya, Ukraina pada pekan lalu.

Baca Juga: Perang Siber Melawan Rusia, Ukraina Bentuk Tentara Siber Sukarelawan

Pejabat dari pusat keamanan siber Pemerintah Jepang sendiri mengatakan bahwa mereka mengetahui serangan siber atas Toyota tersebut. Kini mereka sedang menganalisis sumber serangan itu.

Seorang penasehat keamanan siber Pemerintah Jepang mengatakan bahwa serangan siber terhadap Toyota dan Kojima biasanya berlatar belakang ekonomi. Lazimnya para peretas meminta tebusan atau mencuri data-data penting yang bisa diuangkan.

"Biasanya serangan terhadap Toyota atau Kojima dilatari motivasi ekonomi, tetap tidak dalam kasus ini," kata dia.

Serangan siber terhadap Toyota ini terjadi ketika perusahaan sedang kesulitan akibat krisis cip semikonduktor yang telah beberapa kali memaksa perusahaan juga menghentikan produksi di beberapa pabriknya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI