Daftar Merek yang Bisa Berikan Sanksi Terhadap Industri Otomotif Rusia

Senin, 28 Februari 2022 | 08:09 WIB
Daftar Merek yang Bisa Berikan Sanksi Terhadap Industri Otomotif Rusia
Suasana lalu lintas sekitar Krymsky Bridge, Kota Moskow, Rusia. Sebagai ilustrasi lalu lintas kendaraan roda empat dan industri otomotif [Envato Elements/nblxer].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Eskalasi Rusia ke Ukraina ikut memberikan pengaruh terhadap dunia otomotif. Khususnya brand yang beroperasi di Negeri Beruang Merah, mulai penjualan hingga pasokan suku cadang.

Salah satunya dirasakan Renault, yang memiliki saham di perusahaan Avtogaz, penghasil mobil Lada. Brand mobil populer di Rusia.

Dikutip kantor berita Antara dari Reuters pada Minggu (27/2/2022), Amerika Serikat mengumumkan pembatasan ekspor besar-besaran terhadap mantan seterunya saat masih menjadi negara adikuasa itu.

Pesawat Aeroflot jenis Boeing 737 Next Gen di St Petersburg, Russia, 11 Mei 2016. [Shutterstock]
Pesawat Aeroflot jenis Boeing 737 Next Gen di St Petersburg, Rusia. Sebagai ilustrasi [Shutterstock]

Keputusan ini turut memicu sejumlah perusahaan global untuk mempertimbangkan bahkan mengubah rencana bisnis mereka di Rusia. Contohnya adalah maskapai penerbangan Amerika Serikat, Delta Airlines yang menangguhkan code share dengan Aeroflot. Senada tim sepak bola Britania Raya, Manchester United memutuskan kontrak Aeroflot penyandang dana.

Baca Juga: Aurus Senat L700, Mobil Dinas Presiden Vladimir Putin yang Menggeser Mercedes-Benz S600 Pullman Guard

Di sektor otomotif, Renault, Shell, Rolls-Royce, sampai Toyota dan Mitsubishi bisa memberikan tekanan atas kejadian invasi yang dilakukan Rusia mulai Kamis (24/2/2022).

Berikut adalah daftar brand otomotif dari beberapa negara yang berkiprah di Rusia:

Prancis

Menurut laporan Citibank, Renault menghasilkan 8 persen dari pendapatan intinya di Rusia. Juga memiliki 69 persen saham di perusahaan patungan Avtovaz, induk perusahaan mobil brand Lada, yang menjual lebih dari 90 persen produksi mobil untuk pasar domestik Rusia.

Ilustrasi logo Renault. [Shutterstock]
Ilustrasi logo Renault. [Shutterstock]

Renault Prancis mengatakan akan menangguhkan operasional di pabrik perakitan mobil di Rusia pekan depan karena masalah suku cadang yang disebabkan kontrol perbatasan yang lebih ketat akibat terjadinya serangan Rusia atas Ukraina.

Baca Juga: Penjualan Kendaraan Ringan Bakal Terpukul Invasi Rusia ke Ukraina

Jerman

Produsen mobil Jerman Volkswagen memiliki dua pabrik yang mempekerjakan 4.000 karyawan di Rusia. Pusat manufaktur ini memproduksi 170.000 unit mobil di negara seteru Ukraina itu pada 2021.

Jepang

Toyota memiliki kantor pusat penjualan di Moskow, juga memiliki pabrik di Saint Petersburg yang memproduksi Toyota Camry dan Toyota RAV4. Karyawannya mencapai 2.600 orang, termasuk warga Jepang.

Ilustrasi Toyota Camry. (pixabay.com)
Ilustrasi Toyota Camry. (pixabay.com)

Sementara Mitsubishi memiliki 141 jaringan dealer di Rusia. Sebagai perusahaan yang masuk golongan heavy industries, tidak sebatas otomotif, Mitsubishi ikut dalam beberapa proyek pengembangan gas dan minyak Sakhalin II untuk menyuplai gas alam cair (LNG), batu bara, aluminium, nikel, batu bara, metanol, plastik dan bahan lainnya ke Jepang.

Britania Raya

British Petroleum atau BP adalah perusahaan multinasional minyak bumi dan gas asal Britania Raya yang menjadi investor asing terbesar di Rusia. Kepemilikan mencapai 19,75 persen saham di perusahaan minyak nasional Rosneft. Juga memegang saham di beberapa proyek minyak dan gas lainnya di Rusia.

Sementara Rolls-Royce, yang secara operasional terpisah antara pembuat mobil supermewah dan mesin pesawat terbang juga memiliki relasi dengan Rusia. Sebagai pembuat mesin dunia penerbangan, 20 persen material titanium mesin jet Rolls-Royce berasal dari Rusia.

Amerika Serikat

Logo Shell di sebuah kota di Thailand. Sebagai ilustrasi [Shutterstock].
Logo Shell di sebuah kota di Thailand. Sebagai ilustrasi [Shutterstock].

Perusahaan minyak Shell memiliki 27,5 persen dari proyek gas alam cair Sakhalin II, yang memiliki kapasitas tahunan 10,9 juta ton dan dioperasikan oleh Gazprom Rusia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI