Suara.com - Sistem pengereman pada MotoGP tidak sama seperti sepeda motor mainstream yang dikenal umum.
Bila sepeda motor mainstream lebih dominan memakai rem belakang, motor prototype di arena balap seperti dijumpai di MotoGP justru dominan menggunakan rem depan.
Seperti dikutip dari WahanaHonda, penggunaan rem depan dirancang untuk menghindari kemungkinan roda belakang mengunci saat pengereman berat.
Biasanya saat memasuki tingkungan, seorang rider melakukan trail brake. Yaitu sebuah situasi di mana penggunaan rem depan dapat menguntungkan si pengendara.
Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun, Moto Morini Rilis X-Cape 650 dengan Opsi Pelek Sepuh Emas Edisi Terbatas
Nah, saat melakukan trail brake, terjadi perpindahan bobot yang luar biasa. Karena posisi tubuh dan kaki bersandar pada motor untuk memaksimalkan sudut kemiringan.
Ini sebuah teknik tingkat tinggi, di mana trail brake didefinisikan sebagai mengerem saat memasuki tikungan.
Di saat bersamaan, terjadi hilangnya sedikit daya pengereman dengan tidak menggunakan rem belakang. Moment ini sekaligus meningkatnya kemungkinan penguncian roda belakang.
Kondisi ini berbeda dibandingkan situasi 19 tahun lalu, di masa mesin 990 cc 4-tak baru dimulai. Engine-braking control (EBC) serta hardware dan software pengereman tidak cukup pintar untuk mengurangi efek negatif torsi yang besar saat menikung.
Saat hard braking memasuki tikungan, bagian belakang motor akan terlihat seperti akan keluar dari racing line. Manuver ini biasa disebut sebagai power slide.
Baca Juga: Maksimalkan Pelayanan, Astra Motor Retail Jalin Kerjasama dengan Lembaga Pembiayaan
Jadi, ketika akan berakselerasi lagi, kemungkinan besar bisa terjadi high side crash karena roda belakang tidak sejajar roda depan. Teknik pengereman depan, disebut-sebut sebagai penyelamat bagi sang pembalap di era ini.