Suara.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, pertumbuhan sektor otomotif menjadi salah satu penopang utama pertumbuhan industri manufaktur dan ekonomi nasional sekaligus menyerap banyak tenaga kerja.
Ia mengatakan bahwa industri otomotif telah tumbuh 17,82 persen di 2021. Lebih lanjut sektor ini juga menyerap sekitar 1,5 juta tenaga kerja di sepanjang rantai nilai industri.
“Industri alat angkutan/otomotif ini tumbuh luar biasa pada tahun 2021 mencapai pertumbuhan dua digit yaitu 17,82 persen. Penyerapan tenaga kerjanya juga cukup tinggi, yang langsung maupun tidak langsung. Sekitar 1,5 juta tenaga kerja di sepanjang mata rantai nilai industri,” ujar Agus pada peresmian Pencapaian Produksi Ekspor ke 2 Juta Unit Toyota dan Pelepasan Ekspor Perdana Fortuner ke Australia oleh Presiden Joko Widodo, Selasa (15/2/2022) di Karawang, Jawa Barat.
Menperin mengungkapkan, saat ini industri otomotif nasional digawangi oleh sejumlah 21 perusahaan dengan kapasitas produksi mencapai 2,35 juta unit per tahun.
Baca Juga: Jakarta Auto Week 2022 Mundur Sepekan, Terapkan Protokol Kesehatan Ketat
Capaian ekspor mobil nasional ke Australia ini membuktikan bahwa industri otomotif Indonesia mampu menghasilkan produk dengan spesifikasi yang ketat.
“Sama dengan (ekspor ke) Jepang, ini membuktikan ketika kita bisa mengekspor produk kita ke Australia yang terkenal memiliki spesifikasi yang ketat, ini antara lain terkait dengan spesifikasi bahan bakar, spesifikasi emisi, dan spesifikasi keamanan,” katanya seperti dilansir dari situs resmi Setkab.
Selain Australia dan Asia, Indonesia juga telah mampu menembus pasar ekspor otomotif di benua Amerika dan Afrika. Dengan rantai nilai yang terbentang luas, industri otomotif nasional memiliki nilai power linkage sebesar Rp 35 triliun dan backward linkage sebesar Rp 43 triliun di tahun 2021.
“Toyota sendiri nilai power linkage-nya Rp 19,7 triliun dan nilai backward linkage-nya sebesar Rp 16,1 triliun. Jadi ini sudah hampir 40 persen dari total akumulatif dari industri manufaktur yang dikembangkan oleh Toyota,” katanya.
Menperin mengatakan, pangsa pasar ekspor produk otomotif Indonesia saat ini telah menembus lebih dari 80 negara.
“Kinerja ekspor tahun 2021 sebesar 294.000 unit kendaraan CBU (completely built up) dengan nilai sebesar Rp 52,9 triliun. Sedangkan untuk CKD (completely knocked down) 91.000 set dengan nilai sebesar Rp 1,31 triliun,” katanya.
Baca Juga: PT TMMIN Menembus Pasar Australia, Menperin Umumkan Ekspor Perdana dari Pabrik Toyota di Karawang
Menperin pun memberikan apresiasi kepada PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia yang akan menjadikan Indonesia sebagai hub ekspor dari semua produk-produknya dengan teknologi dan standar tinggi.
“Selain itu, PT Toyota juga telah menyampaikan komitmen untuk memproduksi beberapa jenis kendaraan elektrifikasi yang akan diawali dengan produksi Kijang hybrid dan kami tentu akan terus mendukung dan mendorong percepatan produk elektrifikasi atau kendaraan listrik murni,” katanya.
Agus mengungkapkan bahwa pemerintah memberikan perhatian besar terhadap pengembangan industri otomotif melalui beragam stimulus. Salah satunya adalah melalui pemberian insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP).
“Kebijakan ini telah terbukti mampu menopang pertumbuhan dan peningkatan produksi kendaraan dan mampu menghindarkan PHK di sektor industri otomotif, khususnya di sektor IKM,” katanya.