Suara.com - Elon Musk, Chief Executive Officer (CEO) Tesla Incorporation yang memproduksi mobil listrik serta charger baterai kendaran listrik untuk pemakaian rumah tangga dan kios, telah menyumbang total 5.044.000 saham untuk amal.
Dikutip dari kantor berita Antara, pimpinan dari pembuat mobil paling berharga di dunia melakukan donasi kurun 19-29 November 2021 menurut laporannya kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) pada Senin (14/2/2022).
Donasi ini bernilai 5,74 miliar dolar Amerika Serikat (AS), berdasarkan harga penutupan saham Tesla dalam lima hari saat Elon Musk melakukan sumbangan amal. Namun laporan tidak mengungkapkan nama badan amal tujuan donasi.
Sumbangan itu masuk ketika miliarder sekaligus pemilik Tesla Incorporation dan SpaceX ini menjual saham senilai 16,4 miliar dolar AS yang dilakukannya usai melakukan jajak pendapat. Yaitu ditujukan kepada followernya di Twitter tentang melepas 10 persen saham Tesla lewat cuitan awal November.
Baca Juga: Recall Produk Tesla dengan Fitur Boombox di Amerika Serikat, Tembus 500 Ribu Unit
Lewat Twitter Elon Musk menyatakan akan membayar lebih dari 11 miliar dolar AS pajak pada 2021 karena pelaksanaan opsi sahamnya yang akan berakhir tahun ini.
Saat itu, ia juga bertikai dengan politisi Bernie Sanders dan Elizabeth Warren yang meminta orang kaya untuk membayar lebih banyak pajak.
Analis mengatakan akan ada manfaat pajak bagi Elon Musk yang berpotensi memberikan saham Tesla, karena saham yang disumbangkan untuk amal tidak dikenakan pajak capital gain, seperti halnya jika dijual.
"Manfaat pajaknya akan sangat besar," jelas Bob Lord, rekanan di Institute for Policy Studies yang mempelajari kebijakan pajak.
"Ia akan menghemat antara 40 persen hingga 50 persen dari pajak 5,7 miliar dolar AS, tergantung apakah ia bisa mengambil pengurangan terhadap pendapatan perusahaannya di California, dan menghindari pajak keuntungan yang harus dibayarnya jika menjual saham," ungkap Bob Lord lebih lanjut.
Baca Juga: Studi: Pemilik Mobil Listrik Ogah Balik ke Kendaraan Konvensional
Ditambahkan pula, Elon Musk mungkin telah menyumbangkan saham kepada perantara seperti "dana-dana yang disarankan oleh donor" atau tidak langsung menyasar kelompok amal.
Hingga kini, pihak Tesla Incorporation belum memberikan penjelasan hal donasi amal itu.
Yang jelas, berdasar data dari Chronicle of Philanthropy, dengan melakukan donasi ini Elon Musk menjadi donatur terbesar kedua di Amerika Serikat tahun lalu, setelah Bill Gates dan Melinda French Gates.
Gerakan filantropi publik Elon Musk sejauh ini membuntuti miliarder lainnya. Ia dan pendiri Amazon.com Incorporation, Jeff Bezos telah menyumbangkan kurang dari 1,0 persen dari kekayaan bersih mereka.
Sedangkan Warren Buffett dan George Soros telah memberikan lebih dari 20 persen pada awal September, menurut majalah bisnis Forbes.
Sebagai presiden dari Musk Foundation, miliarder satu ini menawarkan hibah, antara lain untuk "pengembangan kecerdasan buatan yang aman untuk memberi manfaat bagi umat manusia" menurut situs webnya.
Tahun lalu, Elon Musk dan yayasannya menawarkan hadiah 100 juta dolar AS kepada mereka yang dapat menemukan teknologi untuk membantu menghilangkan karbon dari atmosfer. Juga menyebutkan memberikan donasi 20 juta dolar AS untuk sekolah-sekolah di Cameron County, Texas, lokasi peluncuran roket SpaceX, dan 10 juta dolar AS ke Kota Brownsville.
Di Twitter tahun lalu dia berkata, "Jika (Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa) dapat menggambarkan ... 6 miliar dolar AS akan mengatasi kelaparan dunia, saya akan menjual saham Tesla sekarang dan melakukannya."
Ia menanggapi permohonan sumbangan dari David Beasley, direktur eksekutif Program Pangan Dunia. Juga melemparkan pertanyaan kepada pengguna Twitter tentang "cara menyumbangkan uang yang benar-benar membuat perbedaan (jauh lebih sulit daripada yang terlihat)."