Rifat Sungkar menambahkan, ibarat mobil baru, sirkuit di Lombok ini harus diuji terlebih dahulu sebelum dipakai untuk balapan.
"Gunanya tes apa? Menemukan kekurangan. Yang kita dapatkan ini adalah kekurangan yang bisa diperbaiki, bukan tiba-tiba ada lubang tiga meter di sirkuit, kan?" imbuhnya.
"Ini baru tiga hari, racing line juga baru terbentuk, artinya ekosistem di dalam sebuah sirkuit ini sedang terbentuk pelan-pelan. Ketika racing line sudah matang, berkat tapak karet-karet ban yang sudah ada, kita tahu ini adalah faktor utamanya. Ini yang perlu diperbaiki,' kata Rifat Sungkar.
"Tanpa adanya testing, kita tidak tahu kekurangannya sebelah mana, dan di sini adalah suatu kelaziman sirkuit baru," tandasnya.
Franco Uncini, Grand Prix Safety Officer FIM menyatakan kondisi normal untuk sirkuit baru. Ditambah masih masifnya pembangunan yang berjalan di sekeliling lintasan.

Setelah penyelenggara melakukan mitigasi dengan pembersihan trek lebih intensif, para pembalap mampu tampil cepat pada hari kedua saat racing line mulai melebar dan aspal mulai dilekati jejak karet ban yang membantu motor mendapatkan traksi.
Sebagai catatan, Luca Marini yang turun mengandalkan motor Ducati mencetak lap terbaik hari kedua dengan catatan satu menit 31,289 detik. Jauh lebih baik dari lap tercepat hari pertama yang dibuat Pol Espargaro (1 menit 32,466 detik).
Lantas di hari ketiga, Pol Espargaro yang menunggang Honda RC213V kembali tampil di puncak tabel catatan waktu, membukukan satu menit 31,060 detik yang dibukukan hingga pukul 12.00 WITA.