Adira Finance Catatkan Pembiayaan Baru Sebesar Rp 25,9 triliun Sepanjang 2021

Jum'at, 11 Februari 2022 | 18:49 WIB
Adira Finance Catatkan Pembiayaan Baru Sebesar Rp 25,9 triliun Sepanjang 2021
PPnBM DTP yang bisa dinikmati calon pembeli mobil baru khususnya LCGC. Sebagai ilustrasi [Suara.com/CNR ukirsari].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perusahaan pembiayaan kendaraan, Adira Finance mencatatkan pembiayaan baru sebesar Rp 25,9 triliun atau naik 39 persen sepanjang 2021 dibandingkan tahun sebelumnya.

Dari data yang dipaparkan Adira Finance, seluruh segmen mengalami kenaikan terutama pada segmen mobil baru, mobil bekas dan sepeda motor baru.

Sementara itu, piutang pembiayaan yang dikelola perusahaan ini tercatat menurun sebesar 8 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi Rp 40,4 triliun di 2021.

Ilustrasi Adira Finance. [Facebook/Adira]
Adira Finance. [Facebook/Adira]

Penurunan pada piutang yang dikelola sebagian disebabkan rundown portfolio yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pembiayaan baru karena penjualan belum kembali ke tingkat sebelum COVID-19.

Baca Juga: The Best 5 Oto: Desain Maskot Rolls-Royce untuk Mobil Listrik, Ada Diskon PPnBM DTP, Launching New Toyota Corolla Altis

"Pada November 2021, Adira Finance telah meluncurkan Adiraku 2.0, yaitu versi terbaru dari aplikasi mobile adiraku, dilengkapi berbagai pengembangan fitur-fitur menarik untuk mempermudah akses terhadap seluruh layanan Adira Finance yang tersedia di kantor cabang, ke dalam perangkat smartphone,” kata Hafid Hadeli, Presiden Direktur Adira Finance, dalam sesi virtual conference, Jumat (11/2/2022).


Di 2021, Adira Finance telah memberikan restrukturisasi kepada nasabah yang terdampak krisis ekonomi akibat adanya pandemi COVID-19.

Per posisi Desember 2021, jumlah kumulatif nasabah yang pinjamannya telah direstrukturisasi mencapai Rp 19 triliun, sementara akun yang masih dalam periode penundaan pembayaran angsuran hanya Rp 34 miliar.

Per posisi Desember 2021, Rasio gross NPL konsolidasi tercatat 2,3 persen, turun jika dibandingkan September 2021 sebesar 3,2 persen yang didukung membaiknya aktivitas ekonomi sehingga mempengaruhi kapasitas pembayaran konsumen.

Dari sisi keuangan, Adira Finance membukukan pendapatan bunga Rp 8,8 triliun, turun 15 persen dibandingkan tahun lalu, terutama karena penurunan piutang pembiayaan. Sementara itu, beban bunga turun 26 persen menjadi Rp 3,2 triliun sejalan adanya penurunan pada jumlah pinjaman dan biaya bunga.

Baca Juga: Gandeng Ovo, Adira Finance Sediakan Pembiayaan untuk Sepeda Motor

Hasilnya, pendapatan bunga bersih tercatat Rp 5,6 triliun turun 7 persen apabila dibandingkan tahun sebelumnya, sementara margin bunga bersih meningkat menjadi 13,5 persen dari 12,0 persen di FY20.

Beban operasional Adira Finance naik sebesar 7 persen menjadi Rp 3,7 triliun, sementara cost of credit menurun sebesar 29 persen menjadi Rp 1,4 triliun. Secara keseluruhan, laba bersih (NPAT) Adira Finance setelah pajak yang dibukukan naik 18,2 persen menjadi Rp 1,2 triliun di sepanjang 2021. Hasilnya, Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) Adira Finance masing-masing meningkat menjadi sebesar 4,7 persen dan 14,7 persen dari sebelumnya sebesar 3,1 persen dan 13,3 persen di 2020.

Seiring mulai pulihnya aktivitas ekonomi domestik, iklim dunia usaha pun ikut berangsur pulih, terutama setelah adanya relaksasi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh Pemerintah pada triwulan keempat 2021. Penjualan wholesale mobil baru dan sepeda motor baru domestik berhasil meningkat signifikan masing-masing sebesar 67 persen dan 38 persen menjadi 887 ribu unit dan 5,1 juta unit.

Untuk 2022, keputusan Pemerintah baru-baru ini untuk memperpanjang potongan Pajak atas Barang Mewah (PPnBM) dengan kebijakan potongan pajak yang berbeda setiap kuartal nya untuk mobil kategori mobil LCGC (Low Cost Green Car) yang harganya berada di bawah Rp 200 juta dan mobil dengan harga jual antara Rp 200 juta sampai dengan Rp 250 juta hingga akhir 2022. Hal ini diperkirakan dapat mendorong penjualan otomotif, terutama di kategori LCGC.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI