Perkuat Pasokan Chip Semikonduktor Industri Otomotif, Britania Raya-Korea Selatan Jalin Kerja Sama

Senin, 07 Februari 2022 | 10:01 WIB
Perkuat Pasokan Chip Semikonduktor Industri Otomotif, Britania Raya-Korea Selatan Jalin Kerja Sama
Ilustrasi pabrik mobil yang membutuhkan komponen chip semikonduktor (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Industri otomotif Britania Raya tak terkecuali seperti carmaker lainnya di berbagai belahan dunia mengalami situasi darurat kekurangan pasokan chip semikonduktor.

Dikutip kantor berita Antara dari Reuters, kebijakan Britania Raya untuk meninggalkan Uni Eropa telah memberikan kekuatan untuk mencapai kesepakatan perdagangan bilateral.

Dan para menteri di negara-negara Kerajaan Bersatu (United Kingdom) ini melihat Korea Selatan dan masyarakat kelas menengahnya yang kaya sebagai pasar potensial yang penting untuk barang-barang premium Inggris, mulai dari sepeda lipat hingga tembikar dan wiski Scotch.

Ilustrasi chip mikro. [Shutterstock]
Ilustrasi chip semikonduktor [Shutterstock]

Juga menilik ke berbagai cara untuk memperkuat rantai pasokan barang dengan meningkatkan transparansi dan diversifikasi sumber produk utama, pada Senin (7/2/2022), pemerintah Inggris dan Korea Selatan siap menandatangani kesepakatan untuk memperkuat jalur rantai pasokan untuk produk-produk utama, termasuk chip semikonduktor.

Baca Juga: Brand Super Mewah Bentley Siapkan Mobil Listrik Perdana untuk 2025

Kesepakatan untuk memperkuat rantai pasokan barang utama yang terganggu akibat pandemi COVID-19 ini dilakukan antara Menteri Perdagangan Inggris, Anne-Marie Trevelyan dan Menteri Perdagangan Korea Selatan, Yeo Han-koo di ibu kota Inggris sekaligus Britania Raya, London.

Kedua menteri juga akan mulai membahas kesepakatan perdagangan yang lebih baik antarkedua negara karena Britania Raya ingin membangun hubungan yang lebih kuat dengan negara-negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi lebih cepat di seluruh Asia dan Pasifik setelah Britania Raya melakukan Britain Exit atau Brexit, keluar dari Uni Eropa.

"Kebijakan ini adalah tindakan kami dalam menyasar ke Indo-Pasifik untuk memperkuat hubungan dengan salah satu ekonomi terbesar di dunia," jelas Anne-Marie Trevelyan dalam pernyataannya.

Pertemuan antara kedua negara pada hari ini adalah pendahuluan untuk sejumlah negosiasi perdagangan formal Inggris yang diharapkan akan dimulai akhir 2022.

Negosiasi perdagangan itu bertujuan untuk memperbarui kesepakatan saat Britania Raya masih menjadi anggota Uni Eropa.

Baca Juga: Menutup 2021 dengan Prestasi Membanggakan, Ini Tiga Karya Eksklusif Rolls-Royce Bespoke

Sebelum itu, para delegasi di London akan berupaya meningkatkan ketahanan rantai pasokan dalam menghadapi gangguan global yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 yang telah menaikkan biaya produksi dan memicu inflasi. Tingkat inflasi Inggris saat ini berada pada level tertinggi dalam hampir 30 tahun.

Namun, keterangan rinci mengenai perjanjian untuk ketahanan rantai pasokan itu tidak dipublikasikan sebelumnya.

Inggris mengatakan ingin memastikan barang-barang penting terus mengalir antara kedua negara, dengan menyebutkan chip semikonduktor sebagai suatu contoh dari barang penting.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI