Suara.com - Sebuah survei yang dilakukan JD Power baru-baru ini menunjukkan bahwa pemilik kendaraan dengan mesin pembakaran atau Internal Combustion Engine (ICE) yang sudah beralih ke mobil listrik enggan untuk kembali menggunakan versi konvensional.
Direktur senior otomotif global di JD Power, Brent Gruber mengatakan, dari penelitian yang dilakukan, masih banyak konsumen yang belum memiliki keyakinan untuk beralih ke mobil listrik.
Setidaknya aspek-aspek seperti daya jangkauan baterai dan stasiun pengisian daya kendaraan masih menjadi pertimbangan utama sampai saat ini.
"Namun, begitu seseorang membeli BEV, mereka sangat terpikat," ujar Brent Gruber, dikutip dari Economics Times.
Baca Juga: Tinjau Persiapan KTT G20 2022, Menko Marves Tekankan Pengisian Ulang Baterai Mobil Listrik
Namun berdasarkan Studi Kepemilikan Pengalaman Kendaraan Listrik di Amerika Serikat, Brent Gruber menunjukkan bahwa kepuasan di antara pemilik yang baru mengenal kendaraan listrik rata-rata 754 pada skala 1.000 poin.
Angka ini sebanding dengan konsumen yang sebelumnya memilih untuk beralih ke hybrid terlebih dulu. Sebelumnya akhirnya benar-benar beralih ke kendaraan listrik murni dengan skor 766.
Studi ini memberikan penilaian sebagai berikut:
- Tesla Model 3 menduduki peringkat tertinggi secara keseluruhan dan tertinggi di segmen BEV (Battery Electric Vehicle) premium dengan skor 777.
- Kia Niro EV menduduki peringkat tertinggi di segmen BEV selama dua tahun berturut-turut dengan skor 744.
Studi ini dilakukan dengan mempertimbangkan sejumlah faktor termasuk daya tempuh baterai, ketersediaan stasiun pengisian umum, biaya kepemilikan, kenyamanan berkendara, kemudahan pengisian daya di rumah, gaya interior dan eksterior, fitur keselamatan dan teknologi, pengalaman servis, serta kualitas dan seberapa mampu kendaraan dapat diandalkan.